kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.151   49,00   0,30%
  • IDX 7.075   90,98   1,30%
  • KOMPAS100 1.056   15,77   1,52%
  • LQ45 830   13,19   1,61%
  • ISSI 214   1,82   0,85%
  • IDX30 423   7,16   1,72%
  • IDXHIDIV20 510   7,87   1,57%
  • IDX80 120   1,81   1,52%
  • IDXV30 125   0,53   0,43%
  • IDXQ30 141   1,98   1,42%

DPLK BNI targetkan pertumbuhan dana kelolaan 15% pada 2019


Minggu, 10 Februari 2019 / 15:11 WIB
DPLK BNI targetkan pertumbuhan dana kelolaan 15% pada 2019


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) Bank Negara Indonesia (BNI) menargetkan dana kelolaannya naik minimal 15% secara year on year (yoy) pada 2019. Sebelumnya, per 2018, dana kelolaan DPLK BNI adalah sebesar Rp 21,44 triliun, naik 4,18% dibanding dana kelolaan per 2017 yang sebesar Rp 20,45 triliun.

Untuk mencapai target tersebut, Pemimpin Unit DPLK BNI Saktimaya Murti mengatakan, pihaknya telah merancang dua strategi utama. Pertama, pendalaman pasar melalui literasi berkelanjutan. Kedua, perluasan cakupan pemasaran untuk memudahkan masyarakat mengakses layanan DPLK BNI.

Perluasan cakupan pemasaran ini dijalankan dengan melibatkan anak perusahaan BNI sebagai titik-titik penjualan. Selain itu, Saktimaya juga berencana untuk memanfaatkan saluran elektronik, sebagai alat transaksi maupun literasi. “Kami inginnya bisa transaksi menggunakan gawai melalui aplikasi BNI Simponi atau melalui kanal BNI Mobile,” kata Saktimaya kepada Kontan.co.id, Sabtu (9/2).

DPLK BNI mencatat, per 2018, jumlah pesertanya mencapai 835.242 peserta. Jumlah tersebut terdiri dari 3.663 pemberi kerja atau perusahan. Sementara itu, sebanyak 45% terdiri dari peserta perorangan atau non-perusahaan. “Sudah hampir 400.000 peserta perorangan. Memang kebanyakan pekerjaannya pegawai perusahaan dan ibu rumah tangga,” kata dia.

Meskipun begitu, ia mengatakan potensi pasar industri dana pensiun masih seluas samudera. Untuk itu, perusahaannya bakal menguatkan literasi mengenai pentingnya dana pensiun terutama di kalangan millennial. Menurut dia, konsumerisme dan gaya hidup millennial yang cenderung konsumtif membuat generasi ini kurang sadar untuk berinvestasi demi masa depan. Oleh karena itu, hal tersebut menjadi salah satu tantangan dalam mengembangkan industri ini.

“Sekarang millennial banyak yang bekerja pada perusahan e-commerce, financial technology (fintech), marketplace, dan lain-lain yang biasanya belum memberikan fasilitas tunjangan pensiun. Jadi, mereka harus diberi pemahaman akan pentingnya dana pensiun,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×