Reporter: Umi Kulsum | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkumpulan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) mendorong segmen individu. Hal tersebut salah satu upaya menggairahkan bisnis dana pensiun.
Wakil Ketua Perkumpulan DPLK Nur Hasan Kurniawan menjelaskan, total aset DPLK per Desember 2017 Rp 75,33 triliun hanya 5% merupakan kontribusi dari segmen individu. Sisanya masih didominasi dari segmen korporasi.
Untuk itu, dukungan teknologi sangat dibutuhkan guna menggeber jumlah peserta dana pensiun kalangan individu. Salah satunya insentif pajak dari pemerintah akan turut mendorong peserta ritel. Namun perkumpulan DPLK belum mendapat respons positif pemerintah.
Sampai saat ini ada empat pelaku DPLK aktif menjual produk individu dari total 23 pemain. Di antaranya, DPLK BRI, DPLK BNI, DPLK BJB dan DPLK BPD Jawa Tengah.
DPLK Indolife mengakui kontribusi peserta segmen korporasi mencapai 70%. Pelaksana Tugas Pengurus DPLK Indolife Harry Poerwanto menjelaskan, saat ini jumlah peserta 130.000 orang.
Indolife mengaku masih akan fokus mengembangkan peserta korporasi. Tapi secara bertahap Indolife menambah peserta individu dengan meningkatkan pemasaran.
Sampai akhir 2018, DPLK Indolife membidik dana kelolaan Rp 1,75 triliun. Sampai Juni 2018, dana kelolaan telah Rp 1,6 triliun.
Guna mengembangkan peserta individu, DPLK Tugu Mandiri akan menelurkan produk baru. Group Head of DPLK Business Unit DPLK Tugu Mandiri Maya Susiana mengatakan, saat ini porsi peserta korporasi berkontribusi 85% sisanya ritel%.
Maya menyebut, produk baru ini akan menawarkan manfaat lain semisal pendidikan, perumahan, maupun untuk keagamaan seperti haji maupun umrah. Saat ini, produk tersebut dalam tahap diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan diharapkan segera meluncur.
Dengan begitu, kehadiran produk baru ini diharapkan membantu menggenjot segmen ritel DPLK Tugu Mandiri. "Porsinya diharapkan bisa mencapai 20% di tahun ini untuk ritel," ujar Maya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News