Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - PT Bank Pembangunan Daerah Provinsi Banten Tbk (Bank Banten) mengaku tetap optimis kedepan kinerja tetap mengalami perbaikan. Hal ini setelah akhir pekan lalu, DPRD Banten memutuskan untuk tidak melakukan penambahan modal pada tahun ini.
Fahmi Bagus Mahesa, Direktur Utama Bank Banten bilang walaupun DPRD menolak penambahan modal, namun secara umum Pemprov Banten tetap mendukung kinerja bank. "Pemprov Banten tetap support," kata Fahmi kepada Kontan.co.id, Minggu (1/10).
Bentuk dukungan pemprov Banten ini menurut Fahmi adalah bank sudah ditunjuk sebagai salah satu penyalur bansos nontunai. Ke depan, manajemen menurut Fahmi tetap berkomitmen untuk meningkatkan kinerja Bank Banten sesuai perintah pemegang saham.
Sebelumnya DPRD Banten dalam paripurna pada (29/9) lalu memutuskan untuk tidak melakukan penyertaan modal kepada Bank Banten.
Rencananya, tambahan modal dari pemprov ke Bank Banten akan dilakukan sebesar Rp 200 miliar melalui rights issue. Namun DPRD Banten bilang tidak menutup kemungkinan penambahan modal dilakukan pada tahun depan.
Sebelum itu, DPRD dan Pemprov masih akan lakukan evaluasi terhadap kondisi keuangan Bank Banten. Sebagai informasi saat ini Bank Banten masih masuk sebagai bank kelompok BUKU I atau modal inti dibawah Rp 1 triliun..
Perwakilan, pemegang saham pengendali Bank Banten, Banten Global Development (BGD) Agus Ruswendi, belum menjawab pertanyaan KONTAN terkait pembatalan rencana penambahan modal ini.
Sampai Juli 2017, berdasarkan data laporan keuangan bulanan Bank Banten yang dikutip dari laman situs Bank Banten, tercatat memang bank ini masih mengalami kerugian. Kerugian sampai Juli 2017 tercatat sebesar Rp 40,5 miliar.
Kerugian pada Juli 2017 ini membaik dibandingkan kerugian yang dicatat periode sama 2016 yang sebesar Rp 214,6 miliar. Jika melihat pendapatan bunga bersih sampai Juli 2017, Bank Banten sebenarnya mencatat kenaikan 112% yoy menjadi Rp 111,6 miliar.
Sedangkan biaya operasional sampai Juli 2017 tercatat Rp 167 miliar atau turun 47% yoy. Penyaluran kredit pada tujuh bulan pertama 2017 juga naik 23,97% yoy menjadi Rp 4,14 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News