Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun depan, pertumbuhan kredit akan banyak dipengaruhi oleh kondisi likuiditas dan risiko kredit. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Maybank Indonesia Taswin Zakaria kepada kontan.co.id, ketika ditemui di Nusa Dua, Bali Kamis (11/10).
Taswin bilang pada tahun depan bank harus mengantisipasi dua risiko ini agar target pertumbuhan kredit bisa tercapai. “Jika bank ingin kredit lebih kencang dari 2018, tapi likuiditas tidak ada maka ini akan menjadi tantangan,” kata Taswin kepada kontan.co.id, Kamis (11/10).
Sasmaya Tuhleley Direktur Utama Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) mengakui, memang pertumbuhan kredit pada tahun depan diperkirakan rendah. “Karena masalah likuiditas dan risiko kredit yang disebabkan karena ekonomi nasional yang masih belum pulih,” kata Sasmaya kepada kontan.co.id, Jumat (12/10).
Boedi Armanto, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan II OJK bilang, pertumbuhan kredit bank pada 2019 belum disampaikan bank dalam rencana bisnis.
“Nanti bulan November 2018 bank baru menyampaikan,” kata Boedi. Terakhir pada Agustus 2018 pertumbuhan kredit perbankan tercatat sebesar 12,12% yoy.
Sebagai gambaran, berdasarakan data Bank Indonesia (BI) rasio likuditas perbankan sampai Agustus 2018 sebesar 96,5% atau naik dari periode sama 2017 91,6%. Rasio likuiditas ini diperoleh dari perbandingan kredit dibandingkan total dana pihak ketiga (DPK).
Berdasarakan riset Bank Mandiri, yang dipublikasikan akhir Agustus 2018 lalu, memproyeksi pada 2019 pertumbuhan kredit diperkirakan sebesar 9%-11% atau lebih rendah dibandingkan proyeksi 2018 12%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News