kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Duh, virus corona juga menghantam kredit pariwisata


Jumat, 07 Februari 2020 / 20:07 WIB
Duh, virus corona juga menghantam kredit pariwisata
ILUSTRASI. Petugas mengukur suhu tubuh (thermal Scanner) kepada tamu hotel di Jakarta, Rabu (05/2). Penyebaran Virus corona tak cuma bakal berimbas ke penyaluran kredit bernilai besar. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran virus corona tak cuma bakal berimbas ke penyaluran kredit bernilai besar. Segmen mikro terutama kredit usaha rakyat (KUR) juga bakal kena imbas. Sebab, sejumlah bank penyalur KUR tadinya bakal mengandalkan sektor pariwisata buat menopang pertumbuhan.

Apalagi tahun ini, beberapa kebijakan juga diterbitkan pemerintah guna mendorong penyaluran KUR. Misalnya, penurunan suku bunga dari 7% menjadi 6%. Sementara nilai plafon juga ditingkatkan dari Rp 140 triliun pada 2019 menjadi Rp 190 triliun untuk tahun ini.

Baca Juga: Pembiayaan BRIsyariah tumbuh 25,29% di tahun 2019

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) misalnya mengaku penyebaran virus corona bakal jadi tantangan penyaluran KUR perseroan tahun ini. SVP Micro Development & Agent Banking Bank Mandiri Zedo Faly bilang KUR pariwisata bakal jadi andalan perseroan.

“Sektor pariwisata jadi andalan untuk memacu KUR produktif yang tahun ini ditargetkan bisa disalurkan mencapai 60% dari alokasi yang kami terima,” katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (7/2).

Tahun ini, perseroan dapat alokasi penyaluran KUR senilai Rp 30 triliun, meningkat 16,6% dibandingkan alokasi yang diterima tahun lalu sebesar Rp 25 triliun.

Sedangkan tahun lalu, bank berlogo pita emas ini berhasil menyalurkan 50,1% atau setara Rp 12,53 triliun ke sektor KUR produktif. Misalnya ke sektor pertanian, perikanan, industri pengolahan, pertambangan, dan jasa produksi.

Baca Juga: Perbankan Bersaing dengan Fintech dan BPR

“Kami tentu berharap, tidak ada dampak besar dan signifikan terhadap penyaluran KUR pariwisata kami. Kami juga akan lebih intens berkomunikasi dengan debitur, misalnya terkait penurunan jumlah wisatawan sehingga bisa dapat informasi terbaru, dan kami dapat membantu memberikan solusi,” jelas Zedo.

Sementara Direktur Bisnis Mikro PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Supari mengaku penyebaran virus corona belum akan mengganggu penyaluran KUR perseroan. Alasannya, Debitur KUR perseroan lebih menyasar wisatawan domestik.

“Sejauh ini belum mengganggu, karena debitur KUR pariwisata kami dominan di sektor kuliner, maupun kerajinan dengan skala mikro yang pasarnya wisatawan domestik. Saat ini masih manageable,” ungkapnya kepada Kontan.co.id.

Meski demikian, Supari mengaku bank terbesar di tanah air ini tetap mewaspadai dampaknya. Supari bilang saat ini pihaknya tengah melakukan analisis terkait.

Baca Juga: BRI raup pendapatan komisi Rp 4,9 triliun dari transaksi e-channel

Tahun ini, perseroan bakal ditugaskan menjadi penyalur KUR terbesar senilai Rp 120,2 triliun. Nilai ini meningkat pesat dibandingkan alokasi 2019 lalu sebesar Rp 87,9 triliun.

Sedangkan Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Herry Sidharta sebelumnya menjelaskan kepada Kontan.co.id. Penyebaran virus corona beneran bakal mengganggu ekspansi kredit pariwisata perseroan.

“Buat BNI sendiri penyebaran virus corona akan mempengaruhi ekspansi kredit kami di sektor pariwisata, hotel, dan restoran. Padahal tahun lalu segmen ini mencatat pertumbuhan yang cukup baik sebesar 18,2% (yoy),” katanya kepada Kontan.co.id.

Dari paparan perseroan, kredit pariwisata memang jadi tumpuan pertumbuhan di segmen bagi para pelaku bisnis kecil. Tahun lalu di segmen bisnis kecil, kredit pariwisata tumbuh 10% (yoy) menjadi Rp 41,67 triliun.

Baca Juga: Bank Mandiri dapat komisi Rp 3 triliun dari transaksi e-channel di tahun Lalu

Sektor pariwisata juga tercatat mendominasi komposisi penyaluran kredit bisnis kecil bank berlogo angka 46 ini sebesar 55,2% dari total kredit Rp 75,46 triliun.

Sementara dari catatan Bank Indonesia, tahun lalu nilai penyaluran kredit ke sektor perdagangan, hotel, dan restoran mencapai Rp 112,74 triliun dengan pertumbuhan 4,36% (yoy).

Sedangkan dari data Kementerian Koordinator Perekonomian per Oktober 2019, dari realisasi KUR senilai Rp 127,30 triliun, sektor pariwisata berkontribusi sebesar 11,53% atau setara Rp 14,67 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×