kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dukung Net Zero Emission, Perbankan Kurangi Penyaluran Kredit ke Sektor Batubara


Rabu, 21 September 2022 / 20:38 WIB
Dukung Net Zero Emission, Perbankan Kurangi Penyaluran Kredit ke Sektor Batubara
ILUSTRASI. Perbankan siap mendukung komitmen pemerintah dalam mencapai net zero emission di 2060. Salah satu upaya yang dilakukan perbankan dengan mengurangi penyaluran kredit ke sektor batubara.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan siap mendukung komitmen pemerintah dalam mencapai net zero emission di 2060. Salah satu upaya yang dilakukan perbankan dengan mengurangi penyaluran kredit ke sektor batubara.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), misalnya, meningkatkan komitmen pada penyaluran berkelanjutan atau Environmental, Social and Governance (ESG). Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan, kontribusi kredit BNI ke industri batubara semakin mengecil.

"Komposisi kredit batubara di BNI saat ini hanya sebesar 2% dari total kredit, sehingga walaupun mungkin kenaikan harga komoditas juga menguntungkan untuk masuk ke sektor ini. Namun kami tidak berencana untuk meningkatkan ekspansi ke sektor komoditas batubara," ujar Novita.

BNI telah mempertimbangkan komitmen terhadap penguatan ESG. Oleh sebab itu, BNI melihat sektor batu bara merupakan sektor yang sangat selektif untuk diberikan pembiayaan.

Baca Juga: Bank Mandiri Targetkan Portofolio Kredit Berkelanjutan Capai 30%

Head of Investor Relations BNI Yohan Setio menambahkan tren pertumbuhan kredit ke industri batu bara tidak sebesar pertumbuhan kredit ke sektor-sektor yang lain. BNI menyelaraskan strategi pertumbuhan kredit dengan kebijakan Pemerintah.

"Sebagaimana diketahui, Pemerintah Indonesia juga telah menetapkan target net zero emissions tahun 2060. Maka dapat kita lihat, bahwa dari pemerintah juga sudah mulai mengarahkan agar pembangkit listrik juga mulai melakukan diversifikasi sumber energinya dari batu bara menjadi sumber daya yang renewable," ujarnya.

Bila  kebijakan pemerintah berhasil diterapkan secara efektif, tentunya eksposur kami terhadap batu bara juga akan bertahap turun. Namun jika BNI tiba-tiba menghentikan pembiayaan ke batubara, dampaknya akan tidak baik terhadap ekonomi dimana ada potensi tidak lagi menerima suplai listrik ke Indonesia, hal ini akan menimbulkan kekacauan dari sisi ekonomi.

"Maka sektor batubara ini sesungguhnya memang tidak ideal, namun secara bertahap akan dilakukan pengurangan seiring dengan kebijakan pemerintah," kata Yohan.

Sementara, PT Bank CIMB Niaga Tbk bakal menghentikan penyaluran kredit ke sektor batubara pada 2040. Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, Indonesia akan menjalankan komitmen Paris Agreement tentang perubahan iklim.

Mulai dari target pengurangan emisi nasional atau Nationally Determined Contribution (NDC) pada 2030. Lalu transisi menuju ekonomi rendah karbon, dan tujuan nol emisi (net zero) pada tahun 2060.

Oleh sebab itu, pada 2030, Bank CIMB Niaga bakal memangkas portofolio kredit batubara hingga 50%. Lalu menghentikan sepenuhnya pada 2040 bersamaan dengan target pemerintah. Oleh sebab itu, CIMB Niaga mendorong agar debitur dari industri ini melakukan transisi ke energi yang lebih ramah lingkungan.

Seiring dengan itu, CIMB Niaga akan terus memperkuat penyaluran kredit ke sektor berkelanjutan.

Fransiska Oei, Direktur Kepatuhan, Corporate Affairs & Hukum CIMB Niaga menyatakan, kontribusi kredit berkelanjutan di CIMB Niaga sudah mencapai 25% dari total portofolio hingga saat ini. Ia mengaku kualitas kredit ESG ini tidak memiliki kredit bermasalah atau non performing loan.

Sedangkan, PT Bank UOB Indonesia optimis pembiayaan berkelanjutan akan terus meningkat hingga penghujung tahun. Harapman Kasan, Direktur Wholesale Banking UOB Indonesia menargetkan, bisa memiliki eksposur pembiayaan hijau di luar UMKM bisa mencapai US$ 200 juta hingga akhir 2022.

“Kita tidak nambah pemberian kredit baru ke batubara. Sedangkan nasabah yang lama akan kita jaga bila mereka mau masuk ke sektor energi terbaru. Untuk yang tidak komitmen, kita akan face out. Sekarang hanya tinggal 7 debitur saja,” ujarnya kepada Kontan.co.id.

Perbankan itu akan menyasar pada sektor green trade financing yakni menyasar perusahaan yang memiliki inisiatif mengurangi emisi karbon dengan dibuktikan memiliki sertifikat ESG pada masing-masing sektor. Selain itu, menyasar pembiayaan U-Solar baik bagi nasabah korporasi maupun ritel melalui kartu kredit.

“Cycling economic juga sedang bertumbuh seperti recyle plastik, kertas, dan logam. Sekarang juga kami fokus di eifiency energy dan ekosistem kendaraan listrik. Sejauh ini, kualitas pembiayaan hijau kami sangat bagus karena juga menerapkan prinsip kehati-hatian,” kata Harapman.

Baca Juga: Porsi Kredit ke Sektor Batubara di BNI Tinggal 2%, Ini Penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×