Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Program electronic banking sedang gencar dilaksanakan di Indonesia sejak beberapa tahun yang lalu. Begitu pula dengan Bank Mandiri. Sebagai bank dengan aset terbesar di Indonesia, perseroan juga memiliki beberapa produk electronic banking. Salah satunya adalah e-money.
Budi Hartono, Vice President Electronic Banking Group Bank Mandiri berujar, saat ini e-money bank berlogo pita emas ini merupakan yang terbesar di tanah air. "Jumlahnya sekitar 1 jutaan. E-money Mandiri terbesar," tuturnya.
Selain itu, Budi mengaku sekitar 95% transaksi e-money masih terletak pada sektor transportasi, misalnya untuk pembayaran jasa tol Jasa Marga, busway, dan sebagainya. Faktanya, lanjut Budi, frekuensi transaksi untuk transportasi memang lebih besar jika dibandingkan dengan ritel.
Di kurun waktu yang akan datang, ia enggan menargetkan penambahan jumlah kartu e-money yang beredar. "Kami lebih ke share transaksi e-money dibandingkan cash," pungkasnya.
Tahun depan, Budi bilang pihaknya tidak menyiapkan anggaran capital expenditure alias capex untuk electronic banking. "Sudah tidak butuh apa-apa lagi. Soalnya sudah semua sejak beberapa tahun yang lalu," jelasnya.
Berdasarkan data terbaru, setelah beroperasi selama kurang lebih 16 tahun, Bank Mandiri memiliki 15 juta nasabah simpanan dengan fasilitas 2.050 kantor cabang serta 15.000 mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang tersebar di seluruh tanah air.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News