Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Edy Can
JAKARTA. Bank Mandiri masih enggan membuka peluang bagi bank lain ikut menggarap bisnis pembayaran tol memakai kartu atau E-Toll card. Bank plat merah terbesar ini beralasan telah memenangkan tender E-Toll card dan mendapatkan hak ekslusif dari PT Jasa Marga Tbk. Proses lelang itu juga diikuti bank lain yang memiliki produk kartu prabayar.
Direktur Utama Bank Mandiri, Zulkifli Zaini, menjelaskan dari proses tender itu perseroan memperoleh kontrak khusus selama sepuluh tahun. Jadi, bank lain yang ingin masuk ke bisnis ini harus memenangkan beauty contest. "Ada persepsi, kami tiba-tiba memperoleh bisnis itu, padahal semua bank ikut dan kami menang dan memperoleh kontrak eksklusif itu," tegasnya, Rabu (30/1).
Direktur Utama Jasa Marga, Adityawarman, sebelumnya menyampaikan keinginan mengikutsertakan bank lain demi memperbesar market share e-Toll Card. Pangsa pasarnya baru sekitar 9% dari target pengguna tol sebesar 30%. Bank yang akan digandeng, yakni Bank Central Asia (BCA), Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank BNI.
Meski sudah bergulir ke publik, manajemen Bank Mandiri mengaku belum pernah diajak Jasa Marga membicarakan hal itu. "Jasa Marga dan Mandiri itu bermitra, seharusnya mereka bicara ke kami dan perlu ada komunikasi," tambah Zulkifli.
Menurut dia, Jasa Marga harus menghormati kontrak eksklusif selama 10 tahun. Artinya, perusahaan BUMN yang bergerak di bidang jalan tol ini jangan membuka rencana baru ke pihak lain sebelum kontrak benar-benar usai.
Terkait tawaran BCA membarter bisnis e-Toll Card dengan Flazz Card, Zulkifli mengatakan mau mempertimbangkan. Tapi, syaratnya, transaksi Flazz BCA harus imbang dengan e-Toll Card Mandiri yang rata-rata 9 juta per bulan. "Kalau bank lain transaksinya sudah mencapai 9 juta perbulan, baru kami mau barter," ucap Zulkifli.
E-money transportasi
Sebelumnya, Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengaku pernah menyampaikan langsung usulan tersebut ke Zulkifli. Sayang, bank BUMN itu belum bersedia.
Jahja mengatakan, tiga bank lain pemilik e-money yakni BNI, BRI dan Bank DKI juga sudah meminta ke Mandiri dan Jasa Marga agar dapat bergabung di proyek eksklusif e-Toll Card. Mereka berharap, bersama-sama melayani pembayaran elektronik semua tiket moda transportasi.
Namun, empat bank ini hanya pasrah, mengingat sinergi Mandiri dan Jasa Marga sudah terikat kontrak yang tak bisa diganggu gugat. "Dahlan Iskan (Menteri BUMN) pernah membicarakan ini, tapi itu internal mereka. Kami menghormati saja," ucap Jahja.
Direktur Retail and Micro Banking Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan perseroan akan fokus bisnis e-money transportasi. Setelah bersinergi di proyek electronic ticketing (e-ticket) Transjakarta bersama empat bank, Mandiri akan menjajaki e-ticket Kereta Api rute dalam kota. Saat ini, pihaknya tengah penjajakan dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI). "Kami sudah berdiskusi proyek ini jauh sebelum e-ticket Trans Jakarta, tapi belum selesai," kata Budi.
Tahun 2013 perseroan menyiapkan dana sekitar Rp 50 miliar untuk pengembangan e-money. Misalnya, penerbitan kartu e-money dan penambahan mesin pembaca kartu di pusat-pusat transportasi Transjakarta. "Transjakarta, nanti akan menggunakan e-money," tambah Zulkifli.
Informasi saja, hingga Desember 2012, e-money Bank Mandiri yang telah beredar sebanyak 2,69 juta kartu Rinciannya, 1,22 juta kartu atau 45% merupakan e-Toll Card, 1,41 juta (52%) Indomaret Card, 58.043 (2,9%) GazCard dan 3.667 (0.1%) e-money lain. Adapun dana yang mengendap sebesar Rp 108 milliar atau naik 151% dari sebelumnya Rp 42 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News