Reporter: Dyah Megasari, Astri Kharina Bangun |
JAKARTA. Spekulasi pemangkasan suku bunga acuan atau BI rate terus berkembang. Beberapa ekonom melihat, arah suku bunga Indonesia akan kembali dipangkas seiring dengan perlambatan ekonomi yang terjadi di pasar global.
Isyarat pemangkasan BI rate juga dilontarkan oleh pejabat bank sentral. "Pembuat kebijakan siap menyesuaikan bauran pelonggaran kebijakan ekonomi global," kata Perry Warjiyo, Direktur Peneliti Ekonomi Bank Indonesia (BI) seperti dikutip Bloomberg.
Bank sentral memberikan sinyal pemangkasan suku bunga acuan demi memacu pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara setelah permintaan ekspor berkurang akibat krisis yang melanda beberapa negara besar.
"Pemangkasan BI rate sangat mungkin terjadi dalam waktu dekat ini. Setidaknya bisa mencapai 25 basis poin (bps)," prediksi Helmi Arman, Ekonom Citibank Indonesia kepada Kontan hari ini (14/9). Menurutnya, kebijakan BI ini sangat efektif dilakukan demi memacu pertumbuhan ekonomi.
Sinyal pemangkasan juga dianggap lebih jelas setelah BI memperlebar batas bawah suku bunga moneter menjadi 150 bps dari sebelumnya 100 bps.
"Peluang pemangkasan ini memang ada, tetapi sangat kecil," ujar Ekonom Standard Chartered Bank, Eric Alexander Sugandi. Eric mengklaim, pelebaran suku bunga moneter dari BI rate buka alasan utama BI dalam memangkas BI rate lebih dalam.
"Ada cara lain yang bisa dilakukan BI selain memangkas suku bunga acuan," tutur Eric. Peluang BI dalam menggunting tingkat bunga akan sangat besar bila negara-negara besar seperti Amerika dan Eropa jatuh ke gelombang resesi. "Saat ini mereka hanya mengalami perlambatan ekonomi. Jika memang resesi, BI rate bisa dipangkas antara 50 bps hingga 100 bps. Tetapi sinyal itu belum ada, kalaupun Indonesia terkena imbas, efeknya tidak besar," beber Eric.
Ia justru memprediksi otoritas moneter akan menaikkan suku bunga utama hingga 50 bps menjadi 7,25% pada kuartal I 2012. Pertimbangannya adalah ada kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan pembatasan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang memicu inflasi. "Jadi hingga akhir 2011, BI rate masih akan tetap," tebak Eric.
Winang Budoyo, kepala ekonom PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) juga menilai saat ini BI masih nyaman dengan tingkat suku bunga di level 6,75%. "Angka inflasi tahun ini sesuai dengan jangkauan target BI. Ada ruang untuk memangkas suku bunga agar ekonomi tumbuh. Tetapi hal itu baru dilakukan tahun depan," terang Winang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













