kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.890.000   -7.000   -0,37%
  • USD/IDR 16.280   0,00   0,00%
  • IDX 7.944   80,88   1,03%
  • KOMPAS100 1.121   13,02   1,18%
  • LQ45 827   11,72   1,44%
  • ISSI 268   1,95   0,73%
  • IDX30 428   6,26   1,48%
  • IDXHIDIV20 493   6,23   1,28%
  • IDX80 124   1,67   1,36%
  • IDXV30 131   1,54   1,20%
  • IDXQ30 138   1,86   1,36%

Ekonom Ramal Pemangkasan Suku Bunga Lanjutan, Rupiah Bisa Sentuh Rp 15.800


Kamis, 21 Agustus 2025 / 04:18 WIB
Ekonom Ramal Pemangkasan Suku Bunga Lanjutan, Rupiah Bisa Sentuh Rp 15.800
ILUSTRASI. Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian, menyebutkan bahwa ruang pemangkasan suku bunga masih terbuka hingga akhir 2025. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Bank Indonesia resmi menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 5% pada RGD yang berlangsung 19-20 Agustus 2025. Langkah ini dipandang sebagai sinyal positif untuk menjaga stabilitas keuangan nasional sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Mengutip Infopublik.id, Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian, menyebutkan bahwa ruang pemangkasan suku bunga masih terbuka hingga akhir 2025. 

“Masih ada peluang penurunan sekitar 50 basis poin, sehingga BI Rate berpotensi turun ke level 4,5% di akhir tahun,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (20/8/2025).

Fakhrul menambahkan, kondisi stabilitas sektor keuangan dan nilai tukar rupiah yang terjaga menjadi faktor utama yang memungkinkan BI melonggarkan kebijakan moneter, meski terdapat tantangan berupa pelemahan daya beli masyarakat.

Sementara, dari sisi eksternal, The Federal Reserve (The Fed) diprediksi akan memangkas suku bunga acuannya sebanyak 2-3 kali pada tahun ini. 

Baca Juga: IHSG Respons Positif Pemangkasan BI Rate, Cermati Saham Rekomendasi Analis

Menurut Fakhrul, hal tersebut bisa memberikan keleluasaan tambahan bagi kebijakan moneter Indonesia. 

Risiko yang mengintai

Namun, sejumlah risiko tetap harus diwaspadai. Inflasi yang saat ini terkendali bisa terdampak fluktuasi harga pangan. 

“Kesiapan pemerintah dalam rantai pasok pangan akan diuji. Persediaan beras, daging ayam, sayuran, dan bahan pokok lain harus dijaga. Tanpa eksekusi yang tepat, inflasi pangan bisa menjadi fenomena tersendiri,” katanya.

Fakhrul juga menilai, meningkatnya jumlah sekolah dan dapur yang benar-benar menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG) atau lazim disebut take up rate—yang diproyeksikan mencapai 32.000 dapur pada November 2025—menjadi faktor penentu.

Baca Juga: Bos BI: Rupiah Menguat 1,29% Sepanjang Agustus 2025

Program prioritas Presiden Prabowo ini menjadi bagian dari Asta Cita untuk memperkuat ketahanan pangan, meningkatkan gizi masyarakat, sekaligus mendukung kualitas SDM nasional.




TERBARU

[X]
×