kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.839   -99,00   -0,63%
  • IDX 7.462   -30,39   -0,41%
  • KOMPAS100 1.155   -4,60   -0,40%
  • LQ45 914   -6,43   -0,70%
  • ISSI 227   0,61   0,27%
  • IDX30 470   -4,56   -0,96%
  • IDXHIDIV20 567   -5,69   -0,99%
  • IDX80 132   -0,48   -0,36%
  • IDXV30 141   0,34   0,24%
  • IDXQ30 157   -1,24   -0,78%

Enam Bank Sentral intervensi pasar hingga US$ 23,2 M


Kamis, 14 Oktober 2010 / 17:55 WIB
ILUSTRASI. Garuda Indonesia


Reporter: Ruisa Khoiriyah, Herry Prasetyo |

JAKARTA. Perang mata uang alias currency war benar-benar terjadi. Ini terlihat dari banyaknya dana asing yang mengalir deras ke pasar keuangan di beberapa emerging market dan memaksa bank sentral melakukan intervensi. Aksi ini untuk menjaga mata uangnya agar tidak menguat terlalu tajam. Mau buktinya?

KONTAN mendapat secarik data IFR Markets, sebuah lembaga yang menganalisis pasar keuangan, yang memprediksi intervensi enam bank sentral di Asia. Mereka adalah Bank Sentral Korea Selatan, Malaysia, Indonesia, Thailand, Filipina, dan Taiwan.

Hasilnya cukup mengejutkan. Data tersebut menunjukkan total intervensi enam bank sentral tersebut pada periode 27 September-5 Oktober 2010 mencapai US$ 23,2 miliar.

Bank Sentral Korea Selatan (Bank of Korea) tercatat menggelontorkan duit terbesar yaitu US$ 9,5 miliar.Di urutan kedua, ada Bank Negara Malaysia (BNM) yang melakukan intervensi pasar keuangan hingga US$ 3,95 miliar.

Bank Indonesia (BI) berada di posisi ketiga dengan nilai intervensi untuk menjaga Rupiah sebesar US$ 2,95 miliar. Urutan ke empat ditempati bersama oleh bank sentra Filipina dan Taiwan. Keduanya mengguyur pasar senilai US$ 2,6 miliar. Adapun bank sentral Thailand hanya menyuntik pasar US$ 1,6 miliar.

Dari rangkaian data itu, intervensi terbesar bank sentral Korea Selatan dalam satu hari terjadi pada Jumat (1/10) lalu. Mereka menggelontorkan dana US$ 3 miliar. Dua hari sebelumnya, mereka menginjeksi US$ 2,2 miliar. Pendek kata, pada 29 September dan 1 Oktober, keenam bank sentral itu melakukan intervensi dalam jumlah besar.

Intervensi BNM pada dua hari itu masing-masing US$ 900 juta. Adapun BI mengguyur pasar US$ 800 juta dan 850 juta, bank sentral Thailand US$ 300 juta dan US$ 500 juta, bank sentral Filipina US$ 1,1 miliar dan 600 juta, dan bank sentral Taiwan masing-masing US$ 500 juta.

Deputi Gubernur BI Budi Mulya hanya tersenyum saat KONTAN mengkonfirmasi data gelontoran intervensi ini. Dia mengatakan tak akan ada bank sentral yang mau mengkonfirmasi nilai intervensi yang mereka lakukan. "Jawaban paling pas, ya, senyum buat penanya," kata Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×