CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Eropa masukan manajemen risiko climate change dalam permodalan bank, ini kata OJK


Selasa, 27 Juli 2021 / 14:56 WIB
Eropa masukan manajemen risiko climate change dalam permodalan bank, ini kata OJK
ILUSTRASI. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso .


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Industri perbankan secara global mulai serius dalam menerapkan prinsip keuangan berkelanjutan atau environmental, social dan corporate governance (ESG).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mengembangkan manajemen risiko bagi industri jasa keuangan terkait perubahan iklim. 

“Disamping itu, kita tahu, kita punya pengalaman sebelumnya bahwa manajemen risiko ini akan menjadi pedoman kita bersama. Kita tahu, sudah ada pembahasan yang lebih maju di forum global. Bahwa ini ada inisiatif terutama di negara maju di bawah European Union untuk memasukan ke dalam perhitungkan pilar 1 kebutuhan modal bagi perbankan,” ujarnya secara virtual pada Selasa (27/7). 

Wimboh mengaku di forum global, OJK merespons perhitungan modal bank berkaitan dengan manajemen risiko ini dengan hati-hati. Ia berharap perlu waktu bagi negara berkembang seperti Indonesia untuk menerapkan skema serupa.

Baca Juga: Begini upaya OJK mengembangkan KUR pertanian

Wimboh menilai lebih penting untuk menanamkan pemahaman terkait ESG dan manajemen risiko pada perubahan iklim. 

“Lalu pada suatu saat bisa dimasukan ke dalam perhitungan pilar pertama modal bagi perbankan. Sehingga apa yang kita lakukan bagaimana mempersiapkan ini dengan baik, pemahaman yang sama dan bagaimana kita bisa harus siap kalau ada penerapan standar global ini,” tambah Wimboh.

Lebih lanjut Ia menyatakan, regulator di kawasan Asia Tenggara juga melihat terlalu dini memasukan manajemen risiko perubahan iklim dalam pilar pertama permodalan bank.

Kendati demikian semua regulator di kawasan sepakat untuk menyiapkan industri keuangan bisa suatu saat diterapkan standar global mengenai hal ini.

Selanjutnya: OJK panggil Jusuf Hamka untuk minta klarifikasi pernyataan terkait perbankan syariah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×