kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   15.000   0,94%
  • USD/IDR 16.290   50,00   0,31%
  • IDX 7.257   75,31   1,05%
  • KOMPAS100 1.072   13,85   1,31%
  • LQ45 846   11,73   1,41%
  • ISSI 216   3,00   1,41%
  • IDX30 435   5,37   1,25%
  • IDXHIDIV20 520   7,40   1,44%
  • IDX80 122   1,62   1,34%
  • IDXV30 124   0,62   0,50%
  • IDXQ30 143   2,07   1,47%

Eropa masukan manajemen risiko climate change dalam permodalan bank, ini kata OJK


Selasa, 27 Juli 2021 / 14:56 WIB
Eropa masukan manajemen risiko climate change dalam permodalan bank, ini kata OJK
ILUSTRASI. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso .


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Industri perbankan secara global mulai serius dalam menerapkan prinsip keuangan berkelanjutan atau environmental, social dan corporate governance (ESG).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mengembangkan manajemen risiko bagi industri jasa keuangan terkait perubahan iklim. 

“Disamping itu, kita tahu, kita punya pengalaman sebelumnya bahwa manajemen risiko ini akan menjadi pedoman kita bersama. Kita tahu, sudah ada pembahasan yang lebih maju di forum global. Bahwa ini ada inisiatif terutama di negara maju di bawah European Union untuk memasukan ke dalam perhitungkan pilar 1 kebutuhan modal bagi perbankan,” ujarnya secara virtual pada Selasa (27/7). 

Wimboh mengaku di forum global, OJK merespons perhitungan modal bank berkaitan dengan manajemen risiko ini dengan hati-hati. Ia berharap perlu waktu bagi negara berkembang seperti Indonesia untuk menerapkan skema serupa.

Baca Juga: Begini upaya OJK mengembangkan KUR pertanian

Wimboh menilai lebih penting untuk menanamkan pemahaman terkait ESG dan manajemen risiko pada perubahan iklim. 

“Lalu pada suatu saat bisa dimasukan ke dalam perhitungan pilar pertama modal bagi perbankan. Sehingga apa yang kita lakukan bagaimana mempersiapkan ini dengan baik, pemahaman yang sama dan bagaimana kita bisa harus siap kalau ada penerapan standar global ini,” tambah Wimboh.

Lebih lanjut Ia menyatakan, regulator di kawasan Asia Tenggara juga melihat terlalu dini memasukan manajemen risiko perubahan iklim dalam pilar pertama permodalan bank.

Kendati demikian semua regulator di kawasan sepakat untuk menyiapkan industri keuangan bisa suatu saat diterapkan standar global mengenai hal ini.

Selanjutnya: OJK panggil Jusuf Hamka untuk minta klarifikasi pernyataan terkait perbankan syariah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×