Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Fairfax Insurance Indonesia, perusahaan asuransi kerugian hasil akuisisi dari PT Batavia Mitratama Insurance, berancang-ancang merilis produk asuransi kesehatan. Sejak resmi diambil alih oleh Fairfax Financial Holdings Limited lewat anak usahanya Fairfax Asia Limited, perusahaan ini hanya mengandalkan lini asuransi kendaraan bermotor, harta benda, rekayasa dan rangka kapal dan pengangkutan.
Perusahaan patungan yang berbasis di Toronto, Kanada, tersebut berniat menawarkan produk asuransi kesehatan bagi nasabahnya di Indonesia. “Saat ini, belum ada asuransi kesehatan. Tetapi, kami punya rencana. Kami akan pelajari terlebih dahulu pasarnya di Indonesia, kami akan bawa tenaga ahli kami. Produk asuransi kesehatan kami nomor 1 di Malaysia,” tutur Arun Nanwani, Direktur Utama Fairfax Insurance Indonesia, akhir pekan lalu.
Menurut dia, pihaknya tidak mau sekadar memiliki produk perlindungan kesehatan, melainkan penting untuk mempelajari peta bisnisnya, mengingat rasio klaim asuransi kesehatan cukup tinggi. Perseroan emoh pendapatan preminya kelak hanya untuk membayarkan klaim asuransi kesehatan yang selangit.
Namun demikian, aktivitas usaha ini berpotensi untuk dikembangkan sebagai produk personal lines. Apalagi, perseroan bercita-cita mempertebal segmen pasar ritelnya. Saat ini, komposisi pendapatan preminya masih didominasi oleh segmen nasabah korporasi, yakni 80%.
“Personal lines kami ada asuransi kendaraan bermotor, khususnya roda empat, harta benda untuk rumah tinggal, asuransi kredit, kecelakaan diri, dan pengangkutan kapal. Ke depan, kami ingin ada asuransi kesehatan untuk mendongkrak ritel menjadi 40% - 45%,” terang Arun.
Asal tahu saja, sejak akuisisi PT Batavia Mitratama Insurance pada 1 Juni 2014 lalu, Fairfax Insurance Indonesia berhasil membukukan premi sebesar Rp 106 miliar sampai November 2014. Perseroan mengincar mengantongi pendapatan premi Rp 125 miliar hingga akhir tahun nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News