Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kehadiran teknologi turut menaikkan pamor emas di kalangan anak muda. Tak harus memiliki uang dalam jumlah besar, mulai Rp 10.000 kini bisa memiliki si kuning lewat produk tabungan emas. Sebenarnya tabungan emas merupakan transaksi jual-beli emas dengan fasilitas penitipan.
Potensi inilah yang digarap oleh para pelaku fintech emas hingga ecommerce menggarap bisnis ini. Tabungan emas milik Treasury misalnya bisa dilakukan secara real time. Saldo Emas akan bertambah setelah pengguna menyelesaikan pembayaran.
“Sedangkan untuk melakukan Jual Emas, Treasury memiliki kebijakan Single Identity, di mana Nama Akun Treasury harus sama dengan nama pada KTP dan Buku Tabungan yang didaftarkan pada aplikasi.
Baca Juga: Emas Antam diproyeksi akan cenderung stabil hingga akhir tahun, berikut pendorongnya
Hal ini untuk memastikan keamanan dan kenyamanan pengguna,” ujar PR Manager Treasury Anang Samsudin kepada Kontan.co.id pekan lalu.
Terkait biaya yang perlu ditanggung, Anang menyebut Treasury memberikan layanan gratis biaya registrasi dan simpan emas. Sehingga pengguna hanya perlu membayar Nilai Emas yang dibeli, ditambah biaya admin dari perbankan atau dompet digital, booking fee, dan pajak.
Tahun 2020 ini Treasury optimistis bisa menggaet 300.000 pengguna. Adapun pada 2019 lalu, fintech emas ini mencatatkan jumlah pengguna di tahun pertamanya berdiri sebanyak 20.000 pengguna.
Adapun beberapa strategi bakal dilakukan perusahaan untuk mencapai target tersebut, di antaranya dengan melakukan berbagai kegiatan marketing, baik lewat sarana online ataupun offline, sehingga lebih banyak lagi yang teredukasi.
Baca Juga: Harga emas Antam terkoreksi, begini penjelasan analis
Tak mau kalah, ecommerce Bukalapak juga menawarkan tabungan emas mulai dari 0,0001 gram kepada para pelapak maupun pengguna. Dhinda Arisyiya, Head of Investment Solutions Bukalapak bilang produk ini merupakan hasil kerja sama dengan PT Indogold Solusi Gadai (IndoGold) untuk produk tabungan emas atau BukaEmas.
“Sedangkan, biaya administrasi mengikuti kebijakan dari Bukalapak apabila ada penarikan tabungan emas. Di tahun 2019, kinerja emas online kami naik secara signifikan lebih dari tiga kali lipat dalam hal jumlah emas kelolaan,” ujar Dhinda kepada Kontan.co.id pekan lalu.
Lanjut Ia, sepanjang tahun 2019, jumlah investor BukaEmas tumbuh lebih dari empat kali lipat. Adapun volume transaksinya meningkat sebesar sepuluh kali lipat dalam waktu satu tahun terakhir.
Guna meningkatkan transaksi emas, Bukalapak juga mengembangkan produk baru yakni transaksi Jual-Beli Emas Sistem Cicilan atau dikenal sebagai Cicil Emas. Guna menggarap produk ini, unicorn Indonesia ini bekerja sama dengan PT PG Berjangka (Pluang).
Baca Juga: Membentengi Diri dari Investasi RisikoTinggi
Minim biaya administrasi inilah yang membuat Marsya Nabila jatuh hati memilih skema tabungan emas dari pada membeli emas fisik. Selain tidak takut kehilangan emas fisik, setelah lebih satu tahun menggunakan produk BukaEmas, Marsya mengaku tidak pernah dibebankan biaya.
“Selama menabung emas tidak ada biaya. Namun saat dicairkan ada biaya sedikit, contohnya harusnya cair Rp 10.000 masuk rekening hanya Rp 9.958,” tutur Marsya.
Berbeda dengan Haulainisa yang lebih memilih mendatangi Gerai Antam untuk memiliki emas fisik. Alasannya takut penipuan dari transaksi digital. Kendati demikian, Ia harus merogoh kocek secara bulanan guna menyewa deposite box di perbankan guna menghindari si kuningnya raup dicuri orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News