Reporter: Astri Kharina Bangun |
JAKARTA. PT Bank BNI Tbk (BBNI) berpotensi mengelola floating fund (dana mengendap) sebesar Rp 30 miliar dari transaksi pengisian saldo e-money T-cash Telkomsel melalui ATM BNI. Hal ini diperhitungkan dari target Telkomsel untuk volume pembelian T-cash lewat ATM BNI sebesar 300.000 per tahun.
"Kalau target transaksinya 300.000 per tahun dengan asumsi per transaksi senilai Rp 100.000, maka floating fund-nya tinggal dikalikan saja," kata VP Funding and Service BNI Donny Bima H, Rabu (28/3).
Nasabah BNI yang mengisi saldo T-cashnya melalui ATM BNI akan dikenakan biaya sebesar Rp 5.000 per transaksi. Biaya tersebut bisa menambah fee based income BNI. Tahun ini BNI menargetkan pertumbuhan fee based income sebesar 20%-25% dibandingkan 2011. Akhir tahun lalu BNI membukukan fee based income sebesar Rp 7,6 triliun.
PT Telkomsel menargetkan akhir tahun ini pengguna layanan uang elektronik T-cash tumbuh 30% menjadi 10 juta pelanggan dibandingkan jumlah pengguna saat ini yang sebanyak 8,2 juta.
"Total pengguna T-cash saat ini 8,2 juta dari 110 juta pelanggan Telkomsel. Kami ingin terus mendorong pelanggan menggunakan T-Cash sambil memperluas kerja sama dengan merchant dan perbankan," ujar Direktur Utama Telkomsel Sarwoto Atmosutarno, Rabu (28/3).
Salah satu langkah yang telah dilakukan Telkomsel adalah dengan BNI. Dengan kerja sama tersebut, pengguna Telkomsel bisa mengisi saldo T-cash melalui ATM BNI. Sekedar catatan, jumlah ATM BNI yang tersebar di seluruh Indonesia sekarang berjumlah 6.239.
Head of Digital Money Telkomsel Ricaredo S Babasa menambahkan sebagai tahap awal, hingga akhir tahun ini Telkomsel mengincar 36.000 nasabah BNI untuk menggunakan layanan T-cash.
"Untuk kemitraan dengan perbankan, kami berencana menggandeng 18 bank lagi. Mudah-mudah bisa terealisasi tahun ini," ujar Ricaredo tanpa menyebutkan bank-bank yang dimaksud.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News