Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan saham-saham perbankan kembali tak bertenaga. Sempat mengalami tren menghijau sebelum lebaran, saham bank justru kembali anjlok di perdagangan pertama pasca libur panjang Idul Fitri.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyoroti turunnya saham perbankan lebih dikarenakan persepsi negatif yang terbentuk di masyarakat. Salah satunya karena komunikasi kebijakan dari pemerintah yang kurang lancar.
Menurutnya, hal tersebut justru lebih mudah diatasi dibandingkan jika penurunan terjadi karena fundamental dari bank itu sendiri. Mengingat, ia menilai saat ini fundamental dari perbankan juga tergolong baik.
Baca Juga: Pasca Libur Panjang, Saham Bank Jumbo RI Keok Saat Pembukaan Perdagangan
“Saya dari dulu selalu mengatakan, saya kan pengawasnya. Fundamental perbankan ini justru tetap sangat baik, tidak ada masalah fundamentalnya,” ujar Dian saat ditemui setelah sarasehan bersama Presiden Prabowo, Selasa (8/4).
Lebih lanjut, Dian bilang yang perlu dilakukan saat ini adalah memperbaiki persepsi-persepsi yang telah menimbulkan informasi asimetris. Jika itu bisa diatasi, maka ia optimistis kepercayaan masyarakat akan kembali.
Di sisi lain, ia juga akan terbantu jika nantinya melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Mengingat, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga menegaskan kondisi fiskal RI masih sangat kuat.
“Ini kalau persepsi-persepsi negatif itu satu-satu di pasar modal itu berkurang, tentu ini saham akan normal dengan secepatnya,” tambahnya.
Oleh karenanya, Dian menilai sarasehan yang dilakukan Presiden Prabowo bersama pelaku pasar ini menjadi upaya pemerintah untuk memperbaiki persepsi-persepsi tersebut. Harapannya, informasi yang lancar tersebut bisa menstabilkan psikologis pasar.
Contohnya adalah deregulasi dalam segala hal, itu kan penyederhanaan prosedur, perizinan, segala macam, itu kemudian kalau itu bisa diatasi, nah ini akan meningkatkan confidence,” jelasnya.
Sebagai informasi, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) tercatat mengalami koreksi paling dalam di jajaran bank KBMI 4 pada perdagangan, Selasa (8/4). Harga saham bank berlogo pita emas ini ambles hingga 10,19% menjadi Rp 4.670 per saham.
Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham dan Proyeksi Emiten Bank Usai Libur Panjang Hari Ini
Dengan penurunan ini, BMRI tercatat telah mengalami koreksi hingga 18,7% secara ytd. Padahal, sebelum libur lebaran, BMRI sudah sempat kembali ke atas Rp 5.000 per saham.
Selanjutnya, ada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang turun paling besar kedua di antara bank KBMI 4. Pada penutupan perdagangan hari ini, BBRI turun sekitar 10,12% menjadi Rp 3.640 per saham.
Meski hampir serupa dengan BMRI, penurunan saham bank yang dekat dengan wong cilik ini lebih baik jika dilihat sejak awal tahun. BBRI tercatat telah turun 10,78% secara ytd.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menyusul penurunan terbesar ketiga di antara big banks. BBCA tercatat turun 8,53% pada penutupan perdagangan hari pertama setelah libur panjang menjadi Rp 7.775 per saham.
Hanya saja, BBCA menjadi big banks yang terkoreksi paling dalam sejak awal tahun. Pasalnya, bank swasta terbesar di Indonesia ini ambles hingga 19,64% sejak awal tahun.
Terakhir, ada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang cukup tahan mengalami koreksi pada hari ini. BBNI hanya turun sekitar 4,95% menjadi Rp 4.030 per saham.
Padahal, BNI sempat dibuka dengan turun hingga 13,21% pada awal perdagangan tadi. Di mana, harganya sempat berada di bawah Rp 4.000, tepatnya Rp 3.680 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News