Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham bank-bank jumbo Indonesia ikut tren koreksi saham dalam pembukaan perdagangan pasca libur panjang. Didukung, situasi ekonomi global yang kurang baik karena adanya kebijakan tarif Trump.
Tak hanya itu, bank-bank besar ini juga telah kehabisan sentimen positif yang bisa mendongkrak harga sahamnya. Pasalnya, sebelum libur lebaran lalu, saham bank-bank ini sempat naik signifikan karena ada pengumuman dividen.
Dalam pembukaan perdagangan Selasa (8/4), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengalami koreksi paling dalam. Saham bank yang akrab dengan wong cilik itu ambles hingga 14,57% menjadi Rp 3.460 per saham.
Mengikuti BBRI, ada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang sama-sama ambles di kisaran 13%. Harga BMRI menjadi Rp 4.500 per saham, sementara BBNI menjadi Rp 3.680 per saham.
Baca Juga: IHSG Lanjut Melemah 8,82% ke 5.936,26 Usai Trading Halt Kelar, Seluruh Sektor Anjlok
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pun ikut turut serta dalam koreksi tersebut. Saham bank swasta terbesar tanah air ini mengalami penurunan hingga 12,94% dan membuat harganya di level Rp 7.400 per saham.
Sebagai informasi, perdagangan bursa saham pada pagi tadi sempat mengalami trading halt selama 30 menit. Ini menyusul IHSG yang terjun lebih dari 8%.
Investment Analyst Edvisor Profina Visindo Indy Naila pun memang telah memprediksi untuk jangka pendek, saham perbankan ada tekanan dan potensi koreksi.
Ia bilang sentimen dividen yang terjadi sebelumnya sudah ter-priced in oleh investor. Alhasil, sentimen yang tersisa saat ini memiliki pengaruh negatif seperti masih tidak pastinya perekonomian terutama tarif trump yang dikhawatirkan makin agresif.
Lebih lanjut, Indy melihat inflasi yang dapat meningkat dan suku bunga acuan yang masih belum pasti akan memicu tekanan jual dari asing maupun domestik. Ini sembari investor memantau kebijakan internal juga yang dapat mempengaruhi kinerja emiten perbankan.
“Sebenarnya sekarang menunggu outlook suku bunga acuan dulu. Diharapkan dengan suku bunga acuan yang turun nanti penyaluran kredit bisa lebih terjaga sehingga kinerja juga bisa pulih perlahan,” ujar Indy, Senin (7/4).
Baca Juga: Perdagangan Saham di BEI Dibuka Selasa (8/4), Saham Perbankan Diprediksi Tertekan
Selanjutnya: Daftar Barang yang Bakal Menguras Dompet Rakyat Amerika Akibat Kebijakan Tarif Trump
Menarik Dibaca: Promo Bakmi GM P3K Khusus Delivery Online, Tersedia 6 Paket Hemat Plus Gratis Ongkir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News