Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
Potensi penurunan juga dikhawatirkan PT Asuransi BRI Life. Direktur Utama BRI Life Gatot M. Trisnadi mengungkapkan, perusahaan mempunyai dua agen dari bancassurance kurang dari 40% sementara agensi lebih kecil lagi karena jumlah agen lebih banyak di Jawa dan Sulawesi Selatan yang merupakan wilayah terparah penyebaran corona.
“Mereka juga kami batasi aktivitasnya sehingga berpotensi premi turun signifikan sekali dan bisnis menjadi tertunda. Tetapi Yang penting sekarang adalah keselamatan mereka,” ujarnya.
Baca Juga: Ada potensi, Allianz Indonesia perkuat pasar asuransi syariah
PT BNI Life Insurance juga senada. Direktur BNI Life Neny Asriany mengungkapkan, distribusi agensi mengalami hambatan karena ketentuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diberlakukan pemerintah sehingga pertemuan tatap muka sulit dilakukan.
“Padahal untuk pemasaran dan pembelian produk asuransi diperlukan pertemuan fisik dan tanda tangan basah dalam penandatanganan surat permintaan asuransi jiwa (SPAJ),” terangnya.
Untuk mengakomodir kendala tersebut, BNI Life akan segera meluncurkan beberapa layanan penjualan yang berbasis digital sehingga para agen tetap bisa memasarkan produk asuransi tanpa perlu melakukan tatap muka. Rencananya layanan ini akan diluncurkan awal Mei 2020.
Baca Juga: Jiwasraya bikin IHSG jeblok, indeks Shanghai jawara & FTSE Malaysia terbaik di ASEAN
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News