Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk memilih himpunan deposito sebagai penyeimbang dana murah demi memacu pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK).
Direktur BCA Santoso Liem menyatakan, target pertumbuhan DPK 10% hingga 12% di akhir tahun diupayakan lewat dana murah atau current account saving account (CASA) alias giro dan tabungan.
"Sesuai dengan kekuatan kami sebagai payment bank, kami fokus dan konsentrasi ke CASA. Deposito sebagai penyeimbang," ujar Santoso kepada Kontan.co.id, Senin (1/10). Dalam laporan keuangan per Agustus, deposito BCA turun 8,13% yoy dari Rp 149,2 triliun menjadi Rp 137,07 triliun.
Walaupun bank dengan sandi saham BBCA ini sudah mengerek bunga deposito dengan tenor 1 bulan sebesar 125 bps. Bunga yang awal tahun sebesar 4,0% menjadi 5,25% hingga Agustus 2018.
Terkait hal ini, Santoso menekankan, BCA melakukan penyesuaian bunga deposito seiring dengan kenaikan suku bunga acuan. Namun, BCA menyesuaikan dengan kebutuhan likuiditas dan aset, serta liabilitas bank.
Hingga Agustus 2018, BCA berhasil menghimpun pertumbuhan DPK sebesar 6,62%yoy menjadi Rp 612,78 triliun. Pertumbuhan ini ditopang oleh semakin derasnya himpunan giro yang tumbuh 14,36% yoy menjadi Rp 163,35 triliun.
"Nasabah akan menempatkan dana sesuai kebutuhan. Nasabah menggunakan Giro memang untuk kepentingan transaksi bisnis," tambah Santoso.
Selain itu, tabungan BCA juga mengalami pertumbuhan 10,49% yoy menjadi Rp 312,36 triliun. Guna meningkatkan tabungan BCA akan terus mempermudah nasabah dalam menabung. Namun Santoso menilai dana tabungan di bank juga bergantung kepada kemampuan menabung nasabah.
Asal tahu saja, data BI mencatatkan DPK perbankan pada Agustus 2018 melambat dibandingkan bulan sebelumnya dari 6,4% yoy menjadi 6,3% yoy atau sebesar Rp 5.233,8 tirliun.
Perlambatan DPK terjadi seiring dengan perlambatan tabungan yang hanya tumbuh 11% yoy dibandingkan bulan lalu yang tumbuh 11,3% yoy. Pertumbuhan deposito juga melambat dari 3% yoy pada Juli 2018 menjadi 2,6% yoy.
Namun di sisi giro, tercatat mengalami peningkatan dari 6,3% pada Juli 2018 menjadi 7,1% yoy pada Agustus. Hal ini didorong oleh pertumbuhan giro dari golongan korporasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News