Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Simpanan giro perbankan mengalami pertumbuhan tinggi dibandingkan tabungan dan deposito di awal tahun. Berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) giro mengalami pertumbuhan 15,6% year on year (YoY) menjadi Rp 2.466 triliun di Februari 2023.
Sedangkan tabungan naik 5,2% YoY menjadi Rp 2.537 triliun di dua bulan pertama tahun ini. Adapun deposito hanya tumbuh 4,6% YoY menjadi Rp 2.979 triliun padahal suku bunga acuan sudah naik tinggi dalam satu tahun terakhir.
Biasanya, simpanan giro di perbankan didominasi dari segmen korporasi. Seiring dengan kenaikan pertumbuhan giro, kredit korporasi mengalami pertumbuhan 11,0% YoY menjadi Rp 3.218 triliun di Februari 2023.
Adapun kredit modal kerja mengalami pertumbuhan 10,1% YoY menjadi Rp 2.817 triliun pada dua bulan pertama 2023. Sedangkan kredit investasi naik 11,8% YoY menjadi Rp 1.686 triliun hingga Februari 2023.
Anggota Dewan Komisioner LPS Didik Madiyono menyatakan meskipun giro tumbuh tinggi, giro perbankan sebenarnya dalam tren perlambatan. Ia menyatakan perlambatan pertumbuhan giro ini mengindikasikan bahwa perusahaan telah mulai melakukan spending dan melakukan ekspansi usaha.
Baca Juga: Kredit Berkelanjutan BRI Tembus Rp 694,9 Triliun di Tahun 2022
“Kondisi ini juga sejalan dengan indikator Purchasing Managers’ Index (PMI) yang berada di zona ekspansi pada Januari dan Februari 2023 serta sejalan dengan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia Triwulan IV 2022 yang menunjukkan ekspektasi ekspansi usaha pada triwulan I 2023,” ujar Didik kepada Kontan pada pekan lalu.
LPS melihat tren normalisasi pertumbuhan giro ini akan terus berlanjut ke depannya dan sejalan dengan normalisasi aktivitas korporasi. Ia menambahkan pada Desember 2019 sebelum pandemi, giro perbankan tumbuh sebesar 10,6% YoY. LPS menargetkan himpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan naik 7,5% hingga 8,4% yoy di 2023.
SVP Retail Deposit Product And Solution Group Bank Mandiri Evi Dempowati mengatakan produk Giro di Bank Mandiri pada Februari 2023 tumbuh 30% secara YoY. Ia menyebut lebih tinggi dibandingkan tabungan dan deposito.
“Pertumbuhan ini sejalan dengan strategi Bank Mandiri sebagai bank wholesale dalam optimalisasi penghimpunan dana murah melalui layanan perbankan. Juga solusi yang menyeluruh untuk nasabah badan usaha,” katanya kepada Kontan.
Ia menyebut itu termasuk fokus pada pemanfaatan serta peningkatan layanan digital multi transaksi yang menawarkan kemudahan dan fleksibilitas transaksional melalui Kopra by Mandiri dan Livin’ by Mandiri.
Pada 2023, Bank Mandiri menargetkan DPK dapat tumbuh dua digit secara YoY atau mencapai di atas Rp 1.200 triliun dengan penopangnya dana murah.
Direktur Distribusi dan Pendanaan Ritel BTN Jasmin menyebut giro BTN tumbuhnya lebih tinggi dari tabungan dan deposito hingga Februari 2023. Ia mengatakan ini terjadi karena nasabah lebih banyak gunakan simpanan untuk transaksional sehingga simpanan di BTN terus berputar.
Baca Juga: Perbankan Terus Memacu Perkembangan Agen Laku Pandai
“Saat ini, BTN memang fokus untuk meningkatkan dana murah dengan fokus ke ekosistem perumahan. Dengan mengembangkan retail transaction dan wholesale transaction,” tuturnya kepada Kontan.
Jasmin menargetkan, pertumbuhan giro dan tabungan diperkirakan lebih tinggi dari deposito di kisaran 15% hingga 20% YoY. Adapun DPK BTN tumbuh 10,76% YoY menjadi Rp 316,68 triliun di Februari 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News