kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Grup Alfa tambah saham di Bank Sahabat Sampoerna


Kamis, 05 September 2013 / 09:54 WIB
Grup Alfa tambah saham di Bank Sahabat Sampoerna
ILUSTRASI. Penerapan teknologi robot untuk sortir di Anteraja.


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. Rencana Grup Alfa memperbesar porsi kepemilikan  di Bank Sahabat Sampoerna bakal menjadi kenyataan. Per September ini, Grup Alfa bakal resmi mengempit 18% saham bank milik Grup Sampoerna tersebut.

Presiden Direktur Bank Sahabat Sampoerna Indra W. Supriadi mengatakan Bank Indonesia (BI) sudah memberi lampu hijau PT Cakrawala Mulia Prima (CMP), anak usaha Grup Alfa, untuk memperbesar kepemilikan saham.

Saat ini, proses transaksi penambahan saham tengah memasuki tahap perizinan di Kementerian Hukum dan HAM. Semula, CMP hanya memiliki 10,8% saham Bank Sahabat Sampoerna yang diperoleh dari PT Pahalamas Sejahtera. 

Setelah proses perizinan selesai, ke depan, PT Sampoerna Investama akan memiliki porsi saham sebesar 81% dan  Eka Dharmajanto Kasih memiliki 1%.  Sisanya menjadi milik Grup Alfa.

Meski transaksi belum efektif, sejatinya Grup Alfa sudah menambah penyertaan modal sebesar Rp 30,8 miliar. Direktur Keuangan Bank Sahabat Sampoerna, Agresius R. Kadiaman, mengatakan penyertaan modal itu bakal memperkuat kecukupan modal bank menjadi Rp 385 miliar.

Nah, menjelang akhir tahun, ketiga pemegang saham akan mengucurkan modal sebesar Rp 80 miliar. "Penambahan modal itu akan memperkuat capital adequacy ratio (CAR) menjadi 20,4%," ujar Agresius.

Meski memiliki modal kuat, bank ini akan mengucurkan kredit secara selektif. Sebab, bisnis inti Bank Sahabat Sampoerna adalah pembiayaan kredit mikro dan kredit usaha kecil dan menengah (UKM). Masalahnya, sektor mikro dan UKM terpengaruh  pelemahan ekonomi. Tak heran, pada Juli 2013, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross Bank Sahabat Sampoerna naik menjadi 1,27%, dari 1,25% pada Juni.

Indra mengakui, ada kecenderungan kenaikan kredit bermasalah. Namun, dia telah melakukan antisipasi. Salah satu caranya dengan membatasi penyaluran kredit ke pengusaha skala menengah minimal Rp 5 miliar.

Bank Sahabat Sampoerna juga telah memiliki beberapa rencana pengembangan bisnis. Menjelang akhir tahun, Indra bilang, akan meluncurkan layanan internet banking. Bank Sahabat Sampoerna juga akan  mendirikan unit usaha syariah (UUS) pada Oktober mendatang. "Rencana pembukaan UUS sudah memperoleh persetujuan BI," kata Indra.

Selain itu, Bank Sahabat Sampoerna akan meluncurkan layanan branchless banking  pada akhir tahun. Rencana itu sudah masuk dalam rencana bisnis bank (RBB) semester II 2013. Bank Sahabat Sampoerna akan memanfaatkan koperasi untuk menjadi agen branchless banking.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×