kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

GWM Belum Naik Bank Sudah Ancang-Ancang


Jumat, 15 Agustus 2008 / 23:01 WIB


Reporter: Arthur Gideon,Sanny Cicilia | Editor: Test Test

JAKARTA. Bankir memprediksi, penyaluran kredit bakal tersendat jika Giro Wajib Minimum (GWM). Namun, para bankir mengaku sudah mengantisipasi peningkatan GWM. Kenaikan GWM digagas Bank Indonesia dengan alasan pertumbuhan ekonomi dan inflasi.

Direktur Utama PT BNI Tbk. Gatot M Suwondo mengakui, kemampuan banknya mengucurkan pinjaman bakal berkurang, jika GWM naik. Untuk mengantisipasi pengetatan likuiditas, pengelola BNI telah mengutak-atik target pengucuran kredit. “Kami sudah menggelar stress test terkait rencana kenaikan GWM,” tutur Gatot.

Di awal tahun, BNI menargetkan pertumbuhan kredit di 2008 mencapai 24%. Namun di bulan Juli, pengelola BNI memangkas target pertumbuhan kredit menjadi 20%. Pemicu pemangkasan ini salah satunya adalah rencana BI menaikkan GWM.

Ancang-ancang BNI yang lain adalah memperbesar jumlah pencadangan. Gatot mengakui, nilai pencadangan per akhir Juni lalu telah mendekati 100% dari nilai kredit.

Wakil Direktur Utama PT BCA Tbk. Jahja Setiaatmaja turut meyakini, kenaikan GWM akan mengerem laju pertumbuhan kredit. Jahja menduga BI baru akan menaikkan GWM di saat likuiditas kembali membanjir. ”Sementara saat ini, likuiditas di pasar sedang kering.” jelasnya.

Jahja menunjukkan beberapa indikasi seretnya likuiditas pasar. Pertama, dana bank yang tersimpan di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terus merosot. Indikasi lain yang disodorkan Jahja adalah pertumbuhan dana masyarakat yang lebih rendah dibandingkan peningkatan kredit.

BCA, menurut Jahja, terbebas dari masalah likuiditas. Simpanan BCA di SBI dan interbank sampai saat ini masih berkisar Rp 17 triliun. Di akhir bulan ini, dana tunai BCA bertambah Rp 5,3 triliun, dari pembayaran obligasi pemerintah yang jatuh tempo.

BI beralasan rencana menaikkan GWM merupakan cara mencapai dua tujuan, “Pertumbuhan ekonomi yang baik dan angka inflasi yang rendah,” tutur Boediono, kemarin. Namun, Boediono menyatakan kenaikan GWM belum pasti terjadi tahun ini.

BI punya instrumen lain untuk mengendalikan pertumbuhan dan inflasi. "GWM akan dipakai kalau benar-benar perlu," ujar Boediono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×