kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.959.000   13.000   0,67%
  • USD/IDR 16.413   -9,00   -0,05%
  • IDX 7.515   50,54   0,68%
  • KOMPAS100 1.061   11,17   1,06%
  • LQ45 796   8,47   1,07%
  • ISSI 254   0,53   0,21%
  • IDX30 415   3,38   0,82%
  • IDXHIDIV20 474   3,64   0,77%
  • IDX80 120   1,18   1,00%
  • IDXV30 124   1,05   0,86%
  • IDXQ30 133   1,29   0,98%

Hasil Investasi Dana Pensiun Terkoreksi pada Kuartal I 2025, Ini Penjelasan ADPI


Kamis, 19 Juni 2025 / 21:38 WIB
Hasil Investasi Dana Pensiun Terkoreksi pada Kuartal I 2025, Ini Penjelasan ADPI
ILUSTRASI. Aktivitas karyawan perkantoran di Jakarta, Rabu (5/7/2023). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan tantangan pertama industri dana pensiun yakni partisipasi yang rendah yang tercermin dari cakupan kepesertaan dari mantan pekerja yang hanya 40,2% dari 53,1 juta pekerja formal./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/05/07/2023.


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja investasi industri dana pensiun mengalami penurunan pada kuartal I-2025. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hasil investasi dana pensiun per Maret 2025 tercatat sebesar Rp 5,70 triliun, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 6,55 triliun.

Staf Ahli Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI), Bambang Sri Mulyadi menjelaskan, penurunan tersebut utamanya disebabkan oleh koreksi signifikan pada pasar saham dan perubahan jadwal pembagian dividen oleh sejumlah emiten.

“Penurunan harga saham berdampak besar terhadap hasil investasi, terutama bagi dana pensiun pemberi kerja seperti Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) dan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP),” ujar Bambang kepada Kontan, Kamis (19/6).

Baca Juga: ADPI: Aset Dana Pensiun Masih Tumbuh, Tetapi PHK Tekan Jumlah Peserta DPLK

Secara lebih rinci, DPPK PPMP secara gabungan mengalami penurunan hasil investasi sekitar 20%. Ini disebabkan oleh turunnya hasil pelepasan investasi hingga 82,85% dan penurunan penerimaan dividen sebesar 73,91%. 

Sementara itu, DPPK PPIP juga mencatat penurunan sekitar 20% karena hasil pelepasan investasinya merosot 73% dan dividen turun 69%.

“Berbeda dengan DPLK, yang justru masih mengalami kenaikan hasil investasi sebesar 4,1% secara gabungan, karena porsi sahamnya kecil sehingga tidak terlalu terdampak oleh koreksi pasar,” jelasnya.

Selain faktor koreksi saham, perbedaan waktu pembagian dividen juga menjadi penyebab lain. Pada 2025, banyak emiten menunda pembagian dividen melewati bulan Maret, sedangkan di 2024 sebagian besar dividen sudah dibagikan sebelum akhir kuartal pertama.

Baca Juga: ADPI: Instrumen ETF Emas Bisa Jadi Alternatif Pilihan Investasi Dana Pensiun

Meski begitu, Bambang memperkirakan hasil investasi dana pensiun secara keseluruhan pada akhir tahun ini masih dapat terjaga.

“Proyeksinya ada deviasi sekitar 0,50%, bisa lebih tinggi atau lebih rendah,” ujarnya.

Sebagai strategi, ADPI mendorong pengelola dana pensiun untuk tetap konsisten berinvestasi pada instrumen pendapatan tetap (fixed income) yang memiliki risiko rendah. Selain itu, peluang dari fluktuasi harga saham tetap bisa dimanfaatkan, namun harus dilakukan secara sangat selektif dan hati-hati.

Baca Juga: Ini Kata Pengamat Soal Penurunan Hasil Investasi Dana Pensiun per Maret 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×