Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja hasil investasi industri dana pensiun mengalami penurunan pada kuartal pertama tahun ini. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total hasil investasi dana pensiun tercatat sebesar Rp 5,70 triliun per Maret 2025. Angka ini menurun dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 6,55 triliun.
Pengamat industri dana pensiun, Suheri, menilai penurunan hasil investasi tersebut tidak terlepas dari tekanan yang terjadi di pasar modal, khususnya pada bulan Maret 2025.
“Memang sekitar bulan Maret itu saham cukup terpengaruh. Bisa karena faktor global, bisa juga dari domestik,” ujar Suheri kepada Kontan, Kamis (19/6).
Baca Juga: ADPI: Aset Dana Pensiun Masih Tumbuh, Tetapi PHK Tekan Jumlah Peserta DPLK
Dari sisi global, ia mencontohkan adanya tekanan dari kebijakan tarif yang diumumkan Presiden AS, Donald Trump, yang berdampak pada sentimen pasar. Sementara dari dalam negeri, kondisi ekonomi yang masih penuh tantangan turut menekan kinerja sejumlah emiten.
“Banyak sektor emiten yang terpengaruh karena pertumbuhan ekonomi melambat, sehingga hasil kinerja mereka juga kurang maksimal dan berdampak pada harga saham. Portofolio dana pensiun yang sebagian besar berada di pasar modal jadi ikut terpengaruh,” jelas Suheri.
Meski saat ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai menunjukkan penguatan, Suheri memperkirakan pemulihan hasil investasi dana pensiun belum akan berlangsung cepat.
Baca Juga: OJK: Sudah Ada Manajer Investasi yang Ajukan Izin Pendirian DPLK
“Masih banyak bergantung pada pertumbuhan ekonomi Indonesia dan kondisi global. Ketidakpastian global, termasuk konflik geopolitik seperti serangan Israel ke Iran dan sebaliknya, juga membuat pasar cenderung hati-hati,” ujarnya.
Ia menilai dalam jangka pendek, kinerja investasi dana pensiun kemungkinan akan bergerak sideways atau stagnan, terutama jika tidak ada katalis positif yang kuat.
Sementara itu, penurunan suku bunga acuan yang terjadi di pasar uang juga berpotensi menekan pendapatan dana pensiun dari instrumen pasar uang.
Dalam menghadapi kondisi yang fluktuatif ini, Suheri menilai perusahaan pengelola dana pensiun perlu tetap konsisten menjalankan strategi investasi jangka panjang mereka.
“Dana pensiun umumnya memiliki strategi alokasi aset yang disesuaikan dengan arah investasi dan kewajiban jangka panjang. Di tengah fluktuasi pasar, konsistensi dalam menjalankan strategi sangat penting,” tandasnya.
Baca Juga: OJK Genjot Inklusi dan Transparansi Dana Pensiun, Begini Caranya
Selanjutnya: Cara Mudah Memilih Warna Cat Rumah yang Serasi dan Nggak Bikin Menyesal
Menarik Dibaca: Cara Mudah Memilih Warna Cat Rumah yang Serasi dan Nggak Bikin Menyesal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News