kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Hasil Kinerja Perbankan Sesuai Proyeksi, Ini Rekomendasi Saham Perbankan


Rabu, 06 November 2024 / 05:20 WIB
Hasil Kinerja Perbankan Sesuai Proyeksi, Ini Rekomendasi Saham Perbankan
ILUSTRASI. Nasabah menggunakan mobile banking untuk melakukan transaksi di Tangerang Selatan, Jumat (25/8/2023). Bank Indonesia (BI) menyatakan kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat. Pada Juli 2023, nilai transaksi digital banking tercatat Rp 5.035,37 triliun atau tumbuh sebesar 15,50% secara tahunan.?(KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hampir semua emiten perbankan telah merilis laporan keuangan kuartal III tahun ini. Analis DBS Sekuritas Vickers Sekuritas Indonesia memaparkan realisasi kinerja emiten perbankan yang dalam coverage-nya sesuai dengan proyeksi. 

Analis DBS Sekuritas Maynard Priajaya Arif dalam riset 4 November memaparkan jika pihaknya mengkaver enam emiten perbankan. Diantaranya adalah Bank Jago (ARTO), Bank Central Asia (BBCA), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Tabungan Negara (BBTN) dan Bank Mandiri (BMRI). "Hasil kinerja kuartal III tahun 2024 sebagian besar sejalan dengan ekspektasi kami kecuali BRI yang sedikit di atas ekspektasi karena pulih lebih baik dari kami harapkan," kata dia dalam riset. 

Menurut DBS Sekuritas, pertumbuhan laba kuartal III tahun ini didukung pertumbuhan kredit yang kuat di tengah tekanan biaya pendanaan. Bahkan beberapa bank juga berhasil mempertahankan tingkat biaya kredit yang rendah. "Memasuki kuartal IV tahun ini, kami mengharapkan serangkaian hasil yang baik untuk bank-bank cakupan kami," jelas Maynard. Dia menyebut, telah memperhitungkan kecenderungan pertumbuhan kredit yang kuat pada kuartal IV tahun ini.

Baca Juga: Sambut Liburan Akhir Tahun, Citilink Gelar Promo Green Sale

Hitungan Maynard, pertumbuhan kredit bank-bank dalam cakupan DBS berkisar antara 8% hingga lebih dari 30% secara tahunan dalam sembilan bulan di 2024. Di sisi lain, dia menyebut tekanan biaya dana alias cost of fund (CoF) belum mereda pada kuartal III tahun 2024. BNI juga memiliki likuiditas tambahan dari pengurangan persyaratan cadangan. 

Bahkan meskipun kebijakan suku bunga dipotong pada September, margin laba bersih tetap datar bahkan naik sejak kuartal I tahun ini hingga saat ini sebanyak 40 bps. Dia mengatakan, tekanan NIM diharapkan mereda dengan pemangkasan suku bunga kebijakan lebih lanjut yang diharapkan pada kuartalan IV tahun ini dan tahun depan 2025. 

Di September 2024, bank juga melaporkan kualitas aset yang stabil, termasuk BRI dimana terjadi perbaikan NPL, biaya kredit, dan LaR. "BRI, pada level bank saja, berhasil menurunkan NPL dan menurunkan biaya kredit masing-masing sebesar 17 bps dan 23 bps," papar Maynard. 

Namun, salah satu anak perusahaan BRI, PNM, membukukan biaya kredit yang signifikan sebesar 10,6% pada kuartal III tahun ini, sehingga biaya kredit sembilan bulan di 2024 menjadi 7,6%. Ini karena mereka sangat terekspos pada sektor mikro. "Meskipun masih ada masalah di segmen mikro, kami tetap berharap bank-bank tersebut mempertahankan praktik penjaminan pinjaman yang sangat baik untuk menjaga kualitas aset," kata dia. 

DBS Sekuritas mengaku akan menaikkan peringkat pada ARTO dan BBRI tetapi tetap mempertahankan BBCA dan BMRI sebagai pilihan utama. "Kami menaikkan peringkat kami pada ARTO dari hold menjadi buy, dan BBRI dari fully valued menjadi hold," terang Maynard. Kenaikan peringkat ARTO disebabkan oleh prospek pertumbuhan pinjaman yang lebih baik dan produk pinjaman langsung yang baru, sementara untuk BRI, hal itu terutama didorong oleh potensi dividen dengan yield sekitar 7% pada tahun 2024. 

Namun, pilihan utama saham DBS Sekuritas adalah Bank Central Asia (BBCA) karena likuiditasnya yang kuat dan kinerja yang stabil. Dia juga masih rekomendasi Bank Mandiri (BMRI) karena perolehan simpanannya yang kuat dibandingkan dengan bank-bank lain.

Riset DBS Sekuritas merinci rekomendasi saham dalam cakupannya diantaranya sebagai berikut: 

  1. Bank Jago (ARTO) diberi target sebesar Rp 4.000 per saham dengan rekomendasi Buy
  2. Bank Central Asia (BBCA) diberi target Rp 13.500 dengan rekomendasi Buy
  3. Bank Negara Indonesia (BBNI) rekomendasi buy dengan target harga Rp 6.500
  4. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) rekomendasi sahamnya hold dengan target harga Rp 4.500
  5. Bank Tabungan Negara (BBTN) ditargetkan di Rp 1.400 dengan rekomendasi hold 
  6. Bank Mandiri (BMRI) rekomendas sahamnya buy dengan target Rp 8.000     

Baca Juga: Bank Milik Asing Turut Buka Suara Terkait Utang Sritex

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×