kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   13.000   0,68%
  • USD/IDR 16.249   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.047   42,07   0,60%
  • KOMPAS100 1.029   8,11   0,79%
  • LQ45 786   6,95   0,89%
  • ISSI 231   0,98   0,43%
  • IDX30 406   4,77   1,19%
  • IDXHIDIV20 470   5,25   1,13%
  • IDX80 116   1,04   0,90%
  • IDXV30 117   1,12   0,96%
  • IDXQ30 131   1,74   1,35%

Ada Harapan Kredit Sindikasi Perbankan Kian Membaik pada Semester II-2025


Minggu, 13 Juli 2025 / 19:33 WIB
Ada Harapan Kredit Sindikasi Perbankan Kian Membaik pada Semester II-2025
ILUSTRASI. Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P (tengah) dan Direktur Utama PT Jasamarga Akses Patimban (JAP) Victor Nazarenko Mahandre (kanan) saat penandatangan perjanjian kredit sindikasi di Jakarta (17/12/2024). Bank Central Asia dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) siap menyalurkan kredit sindikasi senilai Rp 3,96 triliun kepada anak usaha Jasa Marga untuk mempercepat pembangunan Jalan Tol Akses Patimban. (Foto Dok. BCA)


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki separuh kedua tahun 2025, ada harapan kredit-kredit sindikasi mengalami perbaikan. Di mana, hal tersebut sudah mulai terlihat pada periode kuartal II/2025 yang menunjukkan penyaluran kredit sindikasi kembali meningkat.

Jika mengacu data Bloomberg, sepanjang semester I/2025,  kesepakatan kredit sindikasi dari sisi mandated lead arranger (MLA) mencapai US$ 10,34 miliar. Capaian tersebut memang sedikit turun 3,5% secara tahunan (YoY). 

Hanya saja, jika menengok secara kuartal II, penyaluran kredit sindikasi justru mengalami peningkatan sekitar 6,9% YoY atau senilai US$ 5,54 miliar. Ini jauh lebih membaik dibandingkan kuartal I yang justru mengalami penurunan 13,2% YoY atau senilai US$ 4,8 miliar.

Adapun, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) tercatat menjadi yang paling tinggi dalam penyaluran kredit sindikasi ini sebagai MLA dengan nilai US$ 1,65 miliar. Disusul oleh PT Bank Mandiri Tbk yang menyalurkan kredit sindikasi senilai US$ 972 juta.

Baca Juga: Permintaan Kredit Sindikasi Masih Lesu di Pertengahan Tahun 2025 Ini, Cek Pemicunya

Dari sisi proyek yang didanai, sektor pertambangan energi menjadi yang paling banyak mendapatkan kredit sindikasi pada periode ini. Terbaru, ada kredit sindikasi yang diberikan kepada PT Indika Energy Tbk dengan nilai kesepakatan sebesar US$ 374,79 juta pada 25 Juni 2025. BNI dan Bank Mandiri sebagai yang paling banyak memberikan kredit sindikasi juga ikut terlibat.

Contoh lain, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk juga tampak mendapat kredit sindikasi dari perbankan pada 5 Juni 2025 yang lalu. Nilai kesepakatan dari kredit sindikasi tersebut mencapai US$ 497 juta. Di mana, ada BNI dan juga PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang turut memberikan kredit sindikasi.

Executive Vice President Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn pun mengungkapkan pihaknya terus mendukung pertumbuhan perekonomian di Indonesia dengan menyalurkan kredit sindikasi ke berbagai sektor strategis. 

Ia pun menilai tren penyaluran kredit sindikasi akan sejalan dengan kondisi perekonomian nasional. Artinya, jika kondisi perekonomian membaik secara tidak langsung penyaluran kredit sindikasi juga akan semakin deras.

Baca Juga: Pemicu Permintaan Kredit Sindikasi Masih Lesu di Pertengahan Tahun Ini

“Namun, BCA  senantiasa mempertimbangkan faktor risk appetite, posisi likuiditas dan modal, serta memilih proyek-proyek yang berpotensi memperkuat bisnis inti BCA,” ujar Hera.

Adapun, pada periode separuh pertama tahun 2025 ini, BCA telah mengelola kredit sindikasi sebagai MLA sebesar US$ 494,8 juta. Di mana, capaian tersebut mengalami penurunan sekitar 1,94% YoY.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank Maybank Indonesia Tbk Steffano Ridwan mengungkapkan bahwa kredit sindikasi di sisa tahun 2025 ini diprediksi bakal tetap meningkat. Terlebih, Maybank menjadi salah satu yang mencatatkan pertumbuhan kredit sindikasi di kuartal II/2025.

Bank milik konglomerasi keuangan asal Malaysia ini menyalurkan kredit sindikasi senilai US$ 84,6 juta pada periode tersebut. Capaian ini mengalami peningkatan sekitar 0,05% jika dibandingkan periode sama tahun lalu.

Steffano pun bilang harga, sektor industri dan besarnya jumlah sindikasi akan menjadi poin penentu juga untuk berapa banyak bank bisa berpartisipasi terhadap sebuah proyek sindikasi.

Baca Juga: Korporasi Minim Ekspansi, Perbankan Minim Beri Kredit Sindikasi

“Kalau pricingnya masuk, sektor industrinya sesuai, dan besarannya masuk di dalam bank appetite, pasti akan diambil sindikasinya,” ujarnya.

Corporate Secretary PT Bank Syariah Indonesia Tbk  (BSI) Wisnu Sunandar juga optimistis  permintaan terhadap pembiayaan sindikasi. Ini sejalan dengan adanya potensi yang lebih baik bagi perbaikan aktivitas ekonomi nasional serta peluang dari adanya kebutuhan pendanaan di sektor-sektor strategis. 

“Terutama dari sektor-sektor yang memiliki nilai keberlanjutan tinggi akan meningkat,” ujar Wisnu.

Melalui pembiayaan sindikasi, Wisnu juga memastikan adanya tata kelola yang kuat, transparansi proyek, serta dampak sosial dan lingkungan yang positif. Pada separuh pertama 2025, nilai kredit sindikasi yang disalurkan BSI sebagai MLA senilai US$ 133,7 juta.

Ke depan, ia bilang BSI tidak hanya memperhatikan dari sisi volume pembiayaan saja. Melainkan, pihaknya akan lebih memperhatikan kualitas dan dampaknya terhadap pembangunan berkelanjutan.

“BSI terus mempertahankan fokus untuk senantiasa agile dan inovatif melalui transformasi digital serta menjaga pertumbuhan pembiayaan yang berkualitas,” tandasnya.

Baca Juga: Pertumbuhan Kredit Sindikasi Masih Lesu, BNI Beberkan Penyebabnya

Selanjutnya: Cak Imin Ancam Stop Bansos kepada Penerima yang Bermain Judol

Menarik Dibaca: Apakah Jurusan Bahasa Terancam Tergusur AI atau Tidak? Ini Sederat Faktanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×