kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Hingga Kuartal III-2023, Sejumlah Asuransi Umum Catatkan Kinerja Positif


Jumat, 03 November 2023 / 07:15 WIB
Hingga Kuartal III-2023, Sejumlah Asuransi Umum Catatkan Kinerja Positif
ILUSTRASI. Sejumlah perusahaan asuransi umum mencatatkan kinerja positif hingga kuartal III-2023./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/24/08/2023.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Handoyo .

Dia menjelaskan penghimpunan premi dan pengelolaan risiko dengan hati-hati mendorong Pendapatan 

Underwriting secara konsolidasian mencapai Rp 1,97 Triliun hingga kuartal III-2023, atau meningkat 17%, jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,68 triliun. 

Melihat hasil kinerja kuartal III-2023 maupun proyeksi hingga akhir tahun ini, Tatang optimistis Tugu Insurance bisa mencapai target yang telah ditentukan. Ditambah Tugu Insurance juga mencatatkan Risk Based Capital (RBC) 569,8%, yang berarti jauh di atas ketentuan batas minimum Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yaitu sebesar 120%. Meskipun demikian, Tatang enggan menyebut nilai target perusahaan hingga akhir tahun ini.

Baca Juga: AAUI: Risiko Kendaraan Listrik Tinggi Menjadi Tantangan bagi Asuransi Umum

Tatang menambahkan sejauh ini implementasi strategi bisnis perusahaan berjalan on-track atau sudah di jalan yang tepat. Untuk mencapai target hingga akhir tahun, dia menyampaikan Tugu Insurance berupaya memberikan produk maupun pelayanan terbaik kepada pelanggan dengan dukungan kondisi keuangan yang sehat untuk meningkatkan produksi premi di segmentasi korporasi. Selanjutnya, dia menyatakan pihaknya juga terus melakukan penetrasi dan memperbesar porsi di segmen ritel secara bertahap.

Sementara itu, Tatang menilai hingga akhir tahun ada sejumlah peluang yang bisa dimanfaatkan perusahaannya untuk menambah pendapatan premi, seiring dengan perekonomian Indonesia yang akan terus tumbuh positif sampai akhir tahun ini.

Dengan captive market yang kuat, dia tetap optimistis Tugu Insurance bisa terus tumbuh pada tahun depan. Meskipun demikian, Tatang menyebut pihaknya akan tetap memantau kondisi ekonomi global, geopolitik, serta dampaknya ke dalam negeri dalam membuat perencanaan bisnis dengan risk management yang prudent.

Adapun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan akumulasi premi asuransi umum dan reasuransi tumbuh 8,71% YoY hingga September 2023 menjadi Rp 96,47 triliun. Mengenai hal itu, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) juga turut angkat bicara. Direktur Eksekutif AAUI Bern Dwiyanto menilai ada sejumlah faktor yang menjadi pemicu pertumbuhan tersebut.

Dia mengatakan sekilas dari data yang telah pihaknya terima dari para perusahaan, pendapatan premi hingga September 2023 pada dasarnya dipicu makin normalnya kegiatan perekonomian.

Baca Juga: Kolaborasi Asuransi dan Multifinance Dorong Peningkatan Penetrasi

"Selain itu, meningkatnya daya beli dan mobilitas masyarakat Indonesia yang ditandai dengan makin maraknya perjalanan dinas maupun wisata juga tentunya memengaruhi pertumbuhan ekonomi yang mana juga ikut mempengaruhi peningkatan pendapatan premi," ucapnya kepada KONTAN.CO.ID, Kamis (2/11).

Bern mengungkapkan lini bisnis yang menyumbang pendapatan premi terbesar hingga September 2023 masih berasal dari asuransi harta benda dan asuransi kendaraan.

Dia menjelaskan peningkatan asuransi kendaraan bermotor sangat dipengaruhi oleh meningkatnya penjualan kendaran bermotor baik roda empat maupun roda dua.

"Seiring dengan kondisi ekonomi nasional yang makin membaik, diharapkan industri asuransi umum sampai akhir tahun tumbuh positif," katanya.

Meskipun demikian, Bern tak memungkiri ada hal yang perlu diwaspadai oleh industri asuransi umum hingga akhir tahun ini. Dia menyebut nilai tukar Rupiah yang melemah dapat memperlambat perekonomian nasional. Ujung-ujungnya bisa berpotensi menganggu pendapatan premi perusahaan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×