Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Yudho Winarto
Adapun dilihat dari penempatan investasi, instrumen surat utang berharga (SBN) masih mendominasi yaitu 62% dari total investasi. Disusul saham 19,5%, deposito 8,5%, reksadana 10% dan investasi langsung 1%.
Irvansyah Utoh mengatakan, untuk kebutuhan likuiditas dan return yang optimal, instrumen deposito juga menjadi pilihan. Penempatan pada deposito dilakukan dengan memperhatikan kinerja fundamental bank yang baik dan sehat, imbal hasil yang kompetitif, serta memenuhi kriteria regulasi internal.
Baca Juga: Biar mendunia, BPJSTK dukung atlet stand up paddle Indonesia berlaga di Singapura
Penempatan dana investasi pada saham dilakukan dengan mempertimbangkan kinerja fundamental masing-masing emiten dan prioritas pada saham-saham berkapitalisasi besar dan memiliki likuiditas yang baik (LQ45). "Tentunya dengan tetap memperhatikan kondisi ekonomi dan pasar modal," ujarnya.
Hingga September 2019, Jumlah peserta terdaftar sebanyak 53 juta atau meningkat 7% (yoy), Sementara itu Jumlah peserta aktif hingga September 2019 mencapai 32,5 juta atau meningkat 8,5% (yoy).
Dengan pencapaian tersebut, perseroan menargetkan hasil investasi sebesar Rp 36,13 triliun pada tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News