kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   2.000   0,10%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

HSBC pilih nama Bank HSBC Indonesia


Rabu, 13 April 2016 / 10:38 WIB
HSBC pilih nama Bank HSBC Indonesia


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Rencana merger The Hong Kong and Shanghai Banking (HSBC) dengan PT Bank Ekonomi Raharja Tbk terus dimatangkan. Pasca merger, bank ini akan mengusung nama baru, yakni Bank HSBC Indonesia.

Head of Retail Banking and Wealth Management HSBC Indonesia Blake Hellam menyampaikan akan segera membentuk badan hukum menjadi PT Bank HSBC Indonesia. "Kami akan mulai konsolidasi pada April 2017," kata Blake, kemarin.

HSBC akan memanfaatkan waktu sekitar satu tahun untuk melakukan proses konsolidasi secara bertahap. Misalnya, tahapan penyatuan jaringan kantor, teknologi informasi (TI), sumber daya manusia (SDM) dan bisnis.

Ke depan, nasabah dapat memanfaatkan jaringan kantor cabang HSBC Indonesia dan Bank Ekonomi Raharja. HSBC Indonesia memiliki 40 cabang di lima kota. Pasca konsolidasi, HSBC dapat memperluas jaringan hingga 100 cabang di 30 kota. Ekspansi jaringan akan berada di 30 kota mulai tahun 2017.

Sedangkan dari sisi bisnis sinergi dua bank ini akan fokus pada pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang merupakan kemampuan dari Bank Ekonomi Raharja. Serta fokus pada bisnis korporasi, global, dan wealth management yang merupakan keahlian Bank HSBC Indonesia.

Blake menambahkan, untuk masa yang akan datang pemegang saham berkomitmen untuk menyuntikkan modal kepada perusahaan guna memperkuat modal usaha. "Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mendorong penambahan modal," ujar Blake. Namun dia enggan menyebutkan besaran nilai tambahan modal tersebut.

Sebagai informasi, HSBC Indonesia mencatat penurunan kredit sebesar 3,50% menjadi Rp 55,37 triliun per Desember 2015 dibandingkan posisi Rp 57,19 triliun per Desember 2014. Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 6,25% menjadi Rp 51,09 triliun per Desember 2015 dibandingkan posisi Rp 48,01 triliun per Desember 2014.

Sedangkan, Bank Ekonomi Raharja mencatat perlambatan bisnis di tahun lalu. Misal, penyaluran kredit turun 0,17% menjadi Rp 19,88 triliun per Desember 2015 dibandingkan Desember 2014. DPK turun 4,34% menjadi Rp 22,89 triliun per Desember 2015 dibandingkan posisi Rp 23,48 triliun per Desember 2014.

Seperti telah ditulis sebelumnya, konsolidasi ini akan menguntungkan bagi kedua bank dari sisi bisnis. Sebab, HSBC Indonesia selama ini lebih fokus menyasar nasabah korporasi dan nasabah kaya.
Sedangkan, Bank Ekonomi fokus pada bisnis usaha kecil dan menengah. Dus, bisnis HSBC mengaku bisa merambah dari bisnis kecil, menengah hingga besar.

Proses merger memang tidak berlangsung cepat lantaran konsolidasi tersebut tidak semudah membalik telapak tangan. Maklum, HSBC dan Bank Ekonomi Raharja mesti menyatukan sistem, sumber daya manusia, termasuk pula mensinergikan bisnis.

HSBC sudah mengkomunikasikan proses konsolidasi ini kepada nasabah maupun pegawai. Menurut HSBC, proses merger ini menguntungkan nasabah kedua bank.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×