Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Yudho Winarto
Untuk saat ini, komoditas yang paling banyak dibudidayakan di iGrow salah satunya adalah jagung. Untuk jagung misalnya, pemberi pinjaman dapat membeli satu paket investasi senilai Rp 5 juta. Kemudian, pemberi pinjaman dapat melipat gandakan jumlah pinjamannya dengan membeli lebih banyak paket investasi.
Baca Juga: Fintech yang berizin di OJK bertambah dua pemain, ini daftar lengkapnya
Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mengatakan, fintech pertanian masih potensial untuk berkembang pesat. Alasannya, selain Indonesia sebagai negara maritim juga sebagai negara agraris.
Kepala Bidang Kelembagaan dan Humas AFPI Tumbur Pardede mengatakan akses finansial kepada sektor UMKM pertanian masih terbatas.
"Fintech perlu membangun sistem pendukung bagi para petani. Mulai dari sarana produksi berkualitas seperti bibit dan pupuk, akses pemasaran, dan juga instrumen perlindungan melalui asuransi," kata Tumbur Pardede kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Inilah 113 fintech legal yang punya tanda daftar dan diawasi OJK per 15 Mei 2019
Oleh karena itu, Tumbur bilang keberadaan fintech pertanian menjadi harapan besar bagi petani-petani di negara ini.
Kehadiran fintech juga dinilai Tumbur mampu untuk analisa dan metode yang berbeda dengan memakai teknologi algoritma dengan institusi keuangan konvensional, serta adanya kesesuaian dengan kebutuhan permodalan pelaku usaha UMKM pertanian, maka potensi permodalan ke depan akan semakin meningkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News