Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Sampai akhir bulan Juli lalu, kinerja produk unitlink masih memble. Rata-rata imbal hasil dari produk proteksi berbalut investasi ini masih tercatat negatif, terutama unitlink berbasis saham dan unitlink campuran.
Menurut data Infovesta Utama, hingga akhir bulan lalu, return produk unitlink saham masih menjadi yang paling minus pertumbuhannya. Sejak akhir 2014 hingga Juli 2015, rata-rata pertumbuhan return unitlink saham minus 11,3%.Namun kalau diukur month to month, pertumbuhan imbal hasil unitlink saham hanya minus 3,79%. Sementara, unitlink campuran kondisinya sedikit lebih baik.
Rata-rata return unitlink campuran di 2015 hingga bulan Juli minus 4,97% dan minus 1,92% secara bulanan. Sedangkan Unitlink pendapatan tetap memiliki nasib paling beruntung. Rata-rata imbal hasilnya di 2015 hingga bulan Juli masih tumbuh tipis 0,72% dan minus 0,4% dari bulan sebelumnya.
Praska Putrantyo, analis Infovesta Utama menyebut, kinerja buruk unitlink ini merupakan imbas keterpurukan indeks saham. "Terutama untuk indeks saham, minusnya cukup besar," ujarnya, awal pekan ini (3/8).
Hingga Juli, posisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah tergerus 8,12% dari akhir 2014. Data Infovesta Utama menunjukkan, hingga Juli 2015 hanya dua produk unitlink saham yang return-nya positif.
Kinerja tertinggi dicatatkan produk Panin MUL USD Aggresive Fund yang masih tumbuh 5,79%. Disusul produk AVRIST Link Asia Fund yang mencetak imbal hasil 0,16%.
Alan Darmawan Direktur Investasi Asuransi Allianz Life Indonesia mengatakan, pemilihan portofolio menjadi faktor penting, sehingga kinerja unitlink Allianz masih di atas IHSG.
"Seperti sektor konsumer yang cukup kebal terhadap perlambatan ekonomi," kata Alan.
Dia optimistis, produk unitlink Smartwealth LiqiFlex LQ45 dan Smartwealth Equity Indoconsumer Fund milik Allianz masih akan berada di atas kinerja IHSG.
Comment
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News