kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Imbal hasil unitlink saham dan campuran tumbuh positif pada September 2021


Minggu, 17 Oktober 2021 / 10:27 WIB
Imbal hasil unitlink saham dan campuran tumbuh positif pada September 2021
ILUSTRASI. Nasabah mengamati produk asuransi yang ditawarkan melalui kanal digital./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah membaiknya pasar saham di bulan September tampaknya turut mendorong kinerja unitlink terkhusus untuk instrumen saham dan campuran. Hal ini sejalan dengan IHSG sepanjang bulan September yang naik 2,22%.

Menilik catatan infovesta, indeks unitlink saham tumbuh 0,90% month-on-month (mom) dan indeks unitlink campuran tumbuh 0,63% mom. Sementara itu, unitlink pendapatan tetap masih terkoreksi 0,38% mom.

Sebaliknya, jika melihat secara year-to-date (ytd), unitlink pendapatan tetap masih menjadi satu-satunya yang tumbuh positif sebesar 0,71% ytd. Sedangkan, unitlink saham dan unitlink campuran masing-masing terkoreksi sebesar 1,27% ytd dan 0,59% ytd.

Pengamat Pasar Modal PT Infovesta Kapital Advisori Praska Putrantyo bilang capaian positif untuk unitlink saham dan campuran karena ditopang oleh penguatan harga komoditas energi di tengah kelangkaan suplai.

Baca Juga: Saat kondisi tak pasti, produk unitlink perlu dicek berkala

“Membaiknya kondisi kasus harian Covid-19 di tanah air juga memicu optimisme perbaikan ekonomi lebih cepat di kuartal IV-2021,” ujar Praska.

Sementara itu, Praska juga menjelaskan bahwa tekanan pada unitlink pendapatan tetap karena adanya isu rencana tapering off oleh The Fed yang rencananya dilakukan per November 2021.

Tak hanya itu, isu kenaikan suku bunga acuan The Fed yang diperkirakan lebih cepat setelah adanya proyeksi inflasi AS hingga 2024 yang masih di atas target 2% turut menekan kinerja instrumen pendapatan tetap. 

“Diperberat oleh tren kenaikan indeks Dollar AS dan kenaikan yield US Treasury 10 tahun,” imbuhnya.

Praska memprediksi unitlink jenis saham dan campuran masih akan tumbuh positif ditopang optimisme yang berlanjut hingga kuartal akhit tahun ini. Meskipun, rally harga komoditas diperkirakan mulai melambat karena aksi profit taking dan potensi membaiknya suplai. 

Sementara prospek untuk instrumen pendapatan tetap masih relatif tertekan karena efek antisipasi kenaikan suku bunga acuan di AS dan tapering off. Hanya saja, indeks unitlink jenis pendapatan tetap masih mampu mencatat kinerja positif meski tidak sebaik kondisi awal tahun.

Sedikit berbeda, Direktur Keuangan BNI Life, Eben Eser Nainggolan mengatakan produk unitlink yang memberikan imbal hasil yang lebih baik adalah unitlink pendapatan tetap jika dibandingkan dengan jenis unitlink yang lain. 

Jika melihat catatan infovesta, produk unitlink pendapatan tetap BNI Life, Dana Mantap memberikan imbal hasil 10,41% ytd. Lebih tinggi dari rata-rata imbal hasil produk unitlink pendapatan tetap yang hanya sebesar 1,37% ytd.

“Volatilitas pasar obligasi tidak seperti pasar saham sehingga masih memberikan imbal hasil lebih baik, begitu juga jika dibanding dengan unitlink money market yang lebih konservatif,” ujar Eben.

Ke depan, di tengah keadaan pasar masih volatile, Eben bilang kalau pihaknya tetap berusaha agar semua produk unitlink dapat memberikan return yang optimal dalam semua jenis asetnya. 

“Kami telah menyiapkan untilink dengan pilihan strategi yang berbeda-beda; agresif, moderate maupun konservatif dengan masing-masing jenis instrumen investasinya,” imbuhnya.

Meskipun demikian, Eben mengakui ada penurunan untuk pendapatan premi unitlink sebesar 21,3% yoy. Sampai dengan September 2021, pendapatan premi BNI Life sebesar Rp 1,14 triliun.  

Baca Juga: Soal Unitlink, Perusahaan Asuransi Mengaku Sudah Sesuai Prosedur

Tak hanya itu, jumlah pemegang polis di BNI Life per September 2021 pun mengalami penurunan sekitar 3,4% yoy menjadi sekitar 115 ribu polis. Eben bilang hal itu dikarenakan adanya nasabah yang melakukan surrender.

Sedikit berbeda, BRI Life masih mencatat pertumbuhan pemegang polis untuk produk unitlink. Total jumlah pemegang polis unitlink mereka per September 2021 sebanyak 637 ribu, tumbuh lebih dari 30% yoy. 

“Total polis yang lapse dan surrender sekitar 25 ribu polis,” ujar Direktur Utama BRI Life Iwan Pasila.

Selain itu, pendapatan premi BRI Life hingga September juga tumbuh 30% yoy menjadi Rp 1,7 triliun. Capaian tersebut menyumbang 34,76% dari keseluruhan pendapatan premi di BRI Life yang sebesar Rp 4,89 triliun.

Sementara itu, Iwan bilang produk unitlink milik BRI Life yang paling banyak diminati ialah jenis pendapatan tetap dan saham. Menurutnya, imbal hasil produk unitlink pendapatan tetap masih tergolong bagus sejalan dengan kinerja obligasi saat ini terutama obligasi pemerintah.

“Kalau jenis dana saham mengikuti pergerakan saham khususnya saham-saham blue chip,” pungkasnya.

Selanjutnya: Kasus mis-selling produk asuransi masih ada, pengawasan ketat diperlukan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×