kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   21.000   1,01%
  • USD/IDR 16.480   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.782   83,43   1,08%
  • KOMPAS100 1.090   13,74   1,28%
  • LQ45 796   14,03   1,79%
  • ISSI 266   1,33   0,50%
  • IDX30 413   7,17   1,77%
  • IDXHIDIV20 480   8,29   1,76%
  • IDX80 120   1,69   1,43%
  • IDXV30 131   2,17   1,68%
  • IDXQ30 134   2,12   1,61%

Implementasi PSAK 71 menguras laba perbankan


Minggu, 23 Februari 2020 / 17:53 WIB
Implementasi PSAK 71 menguras laba perbankan
ILUSTRASI. Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Pahala N. Mansury./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/16/02/2020


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Handoyo

Pahala sendiri masih optimistis tahun ini, bank dengan bisnis utama di sektor kredit perumahan ini bisa memperbaiki raihan laba bersihnya. Tahun ini, BTN menargetkan dapat meraih laba bersih hingga Rp 3 triliun.

Baca Juga: Waskita Realty bidik marketing sales Rp 2,4 triliun tahun 2020

Hal senada juga disampaikan Direktur Keuangan PT Bank Sahabat Sampoerna Hengky Suryaputra. Pekan lalu, meskipun belum diumumkan ia memprediksi laba bersih perseroan akan tergerus dalam akibat peningkatan pencadangan yang dibentuk.

Dari catatan keuangan yang belum diaudit, Hengky bilang tahun lalu perseroan mencatat laba bersih Rp 25 miliar, merosot hingga 70,93% (yoy) dibandingkan akhir 2018 senilai Rp 86 miliar.

“Penurunan laba utamanya memang disebabkan membesarnya pencadangan yang bertambah Rp 87 miliar menjadi Rp 291 miliar tahun lalu. PSAK 71 memang jadi salah satu faktor penting kenaikan beban,” kata Hengky.

Seperti BTN, Bank Sampoerna disebut Hengky nyatanya juga punya kinerja intermediasi yang mumpuni. Tahun lalu, perseroan meraih pertumbuhan kredit 9% (yoy) menjadi Rp 7,9 triliun. Adapun pendapatan bunga perseroan tumbuh 17% (yoy) menjadi Rp 1,3 triliun.

Baca Juga: Penyaluran kredit minim, laba perbankan tahun 2019 anjlok




TERBARU

[X]
×