kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Implementasi PSAK 71 menguras laba perbankan


Minggu, 23 Februari 2020 / 17:53 WIB
Implementasi PSAK 71 menguras laba perbankan
ILUSTRASI. Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Pahala N. Mansury./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/16/02/2020


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Implementasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 yang dimulai awal 2020 mulai dirasakan perbankan nasional. Maklum, dengan konsep expected loss, bank mesti menambah pencadangan.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) merasakan betul tambahan pencadangan untuk menerapkan PSAK 71 menguras laba bersih perseroan. Sepanjang tahun lalu, bank pelat merah ini tercatat cuma meraih laba bersih Rp 209 miliar, merosot tajam 92,55% (yoy) dibandingkan laba pada 2018 senilai Rp 2,2 triliun.

Baca Juga: Sempat ciut, BNI pasang target laba bersih dua digit tahun ini

Direktur Utama BTN Pahala Mansury bilang anjloknya laba bersih perseroan nyatanya memang disebabkan membengkaknya pencadangan yang dibentuk perseroan. Pada akhir Desember 2019, CKPN kami berada di posisi Rp 6,14 triliun atau melonjak 85,09% (yoy) dari Rp 3,32 triliun.

“Rasio pencadangan kami berada di level 50,01% pada Desember 2019 dan terus kami pupuk sehingga pada Januari 2020 coverage ratio sudah mencapai 109,47%,” imbuh Pahala beberapa waktu lalu.

Padahal, fungsi intermediasi perseroan tercatat tumbuh baik. Kredit BTN tumbuh 7,36% (yoy) menjadi Rp 255,82 triliun. Pendapatan bunga perseroan juga tumbuh mumpuni sebesar 12,43% (yoy) menjadi Rp 22,83 triliun.

Pahala sendiri masih optimistis tahun ini, bank dengan bisnis utama di sektor kredit perumahan ini bisa memperbaiki raihan laba bersihnya. Tahun ini, BTN menargetkan dapat meraih laba bersih hingga Rp 3 triliun.

Baca Juga: Waskita Realty bidik marketing sales Rp 2,4 triliun tahun 2020

Hal senada juga disampaikan Direktur Keuangan PT Bank Sahabat Sampoerna Hengky Suryaputra. Pekan lalu, meskipun belum diumumkan ia memprediksi laba bersih perseroan akan tergerus dalam akibat peningkatan pencadangan yang dibentuk.

Dari catatan keuangan yang belum diaudit, Hengky bilang tahun lalu perseroan mencatat laba bersih Rp 25 miliar, merosot hingga 70,93% (yoy) dibandingkan akhir 2018 senilai Rp 86 miliar.

“Penurunan laba utamanya memang disebabkan membesarnya pencadangan yang bertambah Rp 87 miliar menjadi Rp 291 miliar tahun lalu. PSAK 71 memang jadi salah satu faktor penting kenaikan beban,” kata Hengky.

Seperti BTN, Bank Sampoerna disebut Hengky nyatanya juga punya kinerja intermediasi yang mumpuni. Tahun lalu, perseroan meraih pertumbuhan kredit 9% (yoy) menjadi Rp 7,9 triliun. Adapun pendapatan bunga perseroan tumbuh 17% (yoy) menjadi Rp 1,3 triliun.

Baca Juga: Penyaluran kredit minim, laba perbankan tahun 2019 anjlok

Meski demikian tak semua bank yang menambah pencadangan untuk mengimpelementasikan PSAK 71 mencatat kemerosotan laba bersih. PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) misalnya masih berhasil mencatat pertumbuhan laba bersih 3,8% (yoy) menjadi Rp 4,07 triliun tahun lalu.

“Ada tambahan pencadangan sekitar 30% untuk implementasi PSAK 71. Peningkatan ini masih fleksibel karena konsep PSAK 71 ini dinamis,” kata Direktur Kredit Bank Danamon Dadi Budiana kepada Kontan.co.id pekan lalu.

Hal senada juga dicatatkan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Tahun lalu, meskipun menambahkan pencadangan cukup besar tahun lalu masih berhasil mencatat laba Rp 28,56 triliun dengan pertumbuhan 10,5% (yoy).

Baca Juga: Kinerja Bank Pelat Merah Tertekan, Berikut Rekomendasi Sahamnya

Sementara rasio pencadangan perseroan tahun lalu tercatat senilai Rp 15,21 triliun atau setara 189,2% dari nilai kredit macetnya senilai Rp 8,04 triliun. Rasio dan nilai pencadangan tersebut meningkat dibandingkan akhir 2018 dengan nilai pencadangan Rp 12,70 triliun atau setara 178,7% dari nilai kredit macetnya Rp 12,70 triliun.

“Dari pencadangan kami tahun lalu (Rp 15,21 triliun) akan ada tambahan kurang lebih Rp 6 triliun. Nah setengah dari tambahan tersebut, kami siapkan untuk fasilitas yang bahkan belum ditarik, sesuai dengan konsep PSAK 71,” kata Direktur Keuangan BCA Vera Eve Liem saat paparan kinerja, Kamis (20/2) lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×