kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Incar BOPO dibawah 70%, Begini Langkah CIMB Niaga Auto Finance


Senin, 19 Agustus 2024 / 19:09 WIB
Incar BOPO dibawah 70%, Begini Langkah CIMB Niaga Auto Finance
ILUSTRASI. President Director PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Ristiawan Suherman di Jakarta, Rabu (12/6/2024).


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) optimis dapat menurunkan Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) perusahaan di bawah 70% hingga akhir 2024. 

Presiden Direktur CNAF, Ristiawan Suherman menyebutkan, BOPO CNAF hingga saat ini, masih terjaga dengan baik di angka 71.74% atau turun 3.54%, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya 75.28%.

Menurutnya untuk mencapai  target BOPO di bawah 70% tersebut, manajemen telah  menerapkan beberapa strategi. Diantaranya meningkatkan produktivitas, penyederhanaan proses dengan memanfaatkan digitalisasi, implementasi inisiatif smart spending serta penggunaan aplikasi digital untuk mengurangi kertas dan waktu proses kerja.

“Kemudian, untuk biaya operasional, kami meminimalisasi biaya bunga pendanaan (Cost of Fund) dengan berfokus pada sumber pendanaan murah,” kata Ristiawan kepada Kontan.co.id, Senin (19/8). 

Hingga Mei 2024, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) perusahaan pembiayaan mencapai 78,9%. Angka ini naik dari posisi akhir tahun 2023 yang berada di kisaran 76,89%. 

Baca Juga: CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Sebut NIM Cenderung Naik Sejak Awal Tahun 2024

Ristiawan menilai, kenaikan BOPO  pada semester I kemarin salah satunya karena naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Menurut dia terjadi kenaikan beban bunga dan beban pencadangan akibat suku bunga BI naik

Lanjutnya penyebab lainnya juga didorong oleh kenaikan bunga pendanaan yang tidak selaras dengan pengenaan bunga atau margin kepada nasabah, karena CNAF menggunakan konsep Risk Based Pricing dalam penentuan kepada nasabah.

Sementara dari sisi kinerja keuangan, Ristiawan optimis di tengah penurunan penjualan kendaraan pada awal tahun 2024 manajemen bisa membukukan laba Rp 398 miliar di sepanjang tahun 2024.

“Strategi yang kami terapkan untuk terus meningkatkan kinerja melalui pertumbuhan bisnis yang sehat yang menguntungkan. Sehingga laba bersih di tahun ini juga bisa lebih tinggi lagi," tandasnya.

Selanjutnya: Ekonom: Ini Empat Pekerjaan Rumah untuk Menteri Investasi Rosan Roeslani

Menarik Dibaca: Waktu Terbaik untuk Membeli iPhone Terbaru di Tahun 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×