kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Indonesia dan Korsel jajaki kerja sama Fintech


Jumat, 02 Desember 2016 / 11:08 WIB
Indonesia dan Korsel jajaki kerja sama Fintech


Reporter: Dina Farisah | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Booming bisnis financial technology (fintech) di Indonesia menarik minat Korea Selatan untuk menjajaki kerja sama. Kedua negara berharap dapat saling mengadopsi bisnis fintech baik dari sisi teknologi informasi (TI) hingga pengembangan produknya. 

Dalam lawatan ke Indonesia, Korea Fintech Industry Association memboyong 10 perusahaan fintech asal Negeri Gingseng untuk saling bertukar informasi terkait industri fintech masing-masing negara. Sejumlah hal yang dibahas antara lain teknologi, aspek perlindungan konsumen hingga penempatan data center yang harus berada di Indonesia. 

Diskusi tersebut diharapkan dapat menghasilkan pengembangan sejumlah lini bisnis fintech kedua negara. Keunju Lee, Sekjen Korea Fintech Industry Association mengatakan, ada peluang kerjasama antar kedua belah pihak dalam peningkatan akses pasar, produk dan operasional. "Indonesia dan Korea perlu mengembangkan ekosistem fintech yang kuat dan terintegrasi," ujar Keunju Lee, Kamis (1/12).

Peluang investasi fintech di Indonesia pun dibuka. M Ajisatria Suleiman, Direktur Kebijakan Publik Asosiasi Fintech Indonesia mengatakan, kedua negara diharapkan dapat mengakomodasi kepentingan masing-masing. "Pelaku fintech dalam negeri dapat mengadopsi teknologi fintech dari Korea. Sebaliknya, Korea juga dapat berinvestasi fintech di Indonesia," terang Ajisatria. 

Saat ini, ada sekitar 130 perusahaan fintech yang aktif di Indonesia. Sekitar 80% dari total tersebut beroperasi pada tahun 2015. Sementara yang beroperasi dengan model peer to peer lending muncul tahun ini. 

Berdasarkan data Statista, transaksi fintech di Indonesia mencapai US$ 14,8 miliar, sebesar 44% diantaranya didominasi transaksi pembayaran. Lalu 15% merupakan transaksi pinjaman dan 15% adalah agregator. Sisanya transaksi lain-lain.

Potensi pengembangan bisnis fintech masih sangat besar. Tahun 2016, total investasi yang telah digelontorkan ke perusahaan fintech di dunia mencapai US$ 2,4 miliar. Indonesia disebut menjadi pasar yang paling berpotensi dalam pengembangan fintech. 

Hendrikus Passagi, Peneliti Eksekutif Senior Departemen Kebijakan Strategis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan, fintech juga mengutamakan aspek perlindungan konsumen seperti penggunaan dana publik, keamanan data publik serta bunga yang proporsional. 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×