Reporter: Ferrika Sari | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 5,25% diperkirakan bakal berimbas pada industri pembiayaan yang mengandalkan pendanaan dari perbankan. Perbankan akan merespon kenaikan suku bunga acuan itu, dan diikuti kenaikan suku bunga pinjaman ke multifinance.
Meski demikian, PT Indosurya Inti Finance (Indosurya Finance) yakin, bahwa perbankan tidak akan menaikan bunga pinjaman secara langsung. Akan ada jeda waktu antara kenaikan suku bunga BI dengan kenaikan bunga kredit multifinance. “Biasanya ada waktu jeda, sampai bank menaikkan suku bunga pinjaman ke multifinance. Kemungkinan naik terjadi setelah bunga simpanan di bank naik,” kata Managing Director Indosurya Finance Mulyadi Tjung kepada Kontan.co.id, Selasa (3/7).
Indosurya Finance belum berniat menaikkan bunga pembiayaan ke nasabah. Perusahaan ini menetapkan bunga kredit yang stabil, karena sumber pendanaan telah dipersiapkan secara optimal sejak tahun lalu.
Adapun porsi pendanaan saat ini masih sama dengan tahun lalu, yang didominasi oleh penerbitan surat utang jangka menengah (MTN) sebesar 40%. Sedangkan pendanaan perbankan 40% dan sisanya dari ekuitas. “Kami belum mengubah porsi perencanaan pendanaan untuk tahun depan, kemungkinan akan sama. Saat ini kami tengah mempersiapakan sumber pendanaan untuk tahun depan,” kata dia.
Menurutnya, dampak kenaikan suku bunga acuan akan mulai terasa di tahun 2019. Saat itu bank akan secara bertahap menaikan suku bunga kredit ke multifinance. Indosurya Finance sendiri memilih bersikap awas dan menunggu, sebelum akhirnya menaikan kredit pembiayaan kepada nasabah.
Tahun ini, Indosurya Finance menargetkan pembiayaan sebesar Rp 2,46 triliun, atau naik 20% dari realisasi tahun lalu. Sementara hingga Mei 2018, realisasi pembiayaan mencapai Rp 846 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News