kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Inflasi Naik, LPS Optimistis Simpanan Tabungan di Perbankan Masih Bisa Tumbuh


Kamis, 29 Februari 2024 / 18:49 WIB
Inflasi Naik, LPS Optimistis Simpanan Tabungan di Perbankan Masih Bisa Tumbuh
ILUSTRASI. Petugas teller melayani nasabah di kantor cabang Bank Mandiri di Jakarta, Selasa (21/2/2023). Inflasi Naik, LPS Optimistis Simpanan Tabungan di Perbankan Masih Bisa Tumbuh.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Simpanan tabungan masyarakat kelas menengah ke bawah di perbankan diproyeksikan belum akan tergerus meskipun inflasi umum diproyeksikan naik menjadi 3,20% tahun ini seiring dengan harga pangan dan energi yang naik bersamaan. 

Maklum saja beberapa tahun terakhir tren makan tabungan terjadi di kalangan masyarakat yang simpanannya di bawah Rp 100 juta, yang mana mereka cenderung menarik dananya di bank untuk membiayai kebutuhan hidup.

Belum lagi dengan inflasi, maka tak ayal proyeksi kenaikan inflasi tahun ini bisa saja terjadi mengingat harga pangan dan energi saat ini naik berbarengan.

Meski demikian, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan simpanan dana tabungan bank belum akan tergerus.

Baca Juga: Segera Meluncur, Ini Yang Ditawarkan Krom Bank Sebagai Bank Digital Milik Kredivo

"Memang tabungan sempat turun tajam sebelumnya, tapi ini sudah mulai pulih, apalagi ada bantuan BLT (Bantuan Langsung Tunai) dari pemerintah, jadi belum akan tergerus," kata Purbaya kepada Kontan saat ditemui di Jakarta, Kamis (29/2).

Lebih lanjut, Purbaya menilai inflasi tidak menjadi faktor menurunnya simpanan dana di perbankan, namun justru digunakan untuk keperluan modal usaha dan juga investasi.

"Saya melihatnya justru bukan karena inflasi simpanan tabungan tergerus, tapi itu sudah lewat ya, tapi saat ini ekonomi kembali menggeliat, jadi tidak lama lagi yang mau investasi dan perusahaan tidak ragu lagi untuk ekspansi, jadi perlahan akan kembali tumbuh normal lagi," kata dia.

Sebelumnya Bank Indonesia melaporkan simpanan tabungan di perbankan tumbuh 4,2% secara tahunan (year on year/yoy) dengan nilai simpanan mencapai Rp 2.668 triliun pada Januari 2024, naik dari posisi Desember 2023 yang hanya tumbuh 2% YoY.

Baca Juga: Buka Tabungan Bebas Biaya dan Raih Promo Spesial Bagi Fans JKT48

Tabungan korporasi tumbuh lebih tinggi hingga 6,8% YoY pada Januari 2024, dibanding tabungan perorangan yang tumbuh 3,6% YoY pada periode yang sama.

Di sisi lain, Direktur Utama PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB) Yuddy Renaldi mengatakan, segmen tabungan secara industri perbankan memang mengalami pertumbuhan yang rendah, namun dia menyebut himpunan dana tabungan di BPD mampu tumbuh lebih tinggi mencapai 8,1% YoY tahun lalu.

"Tahun ini pun kami memproyeksikan tabungan tumbuh 8%-10% sejalan dengan meningkatkan transaksi nasabah," kata Yuddy kepada Kontan.

Lebih lanjut, Yuddy menyebut nilai inflasi berdampak pada tergerusnya nilai investasi nasabah dalam instrumen keuangan, untuk itu dia menyarankan agar masyarakat dapat memilih instrumen investasi yang memiliki imbal hasil di atas inflasi.

"Lebih baik simpan di deposito misalnya, karena tabungan lebih diperuntukkan untuk media transaksi, bukan untuk investasi. Dapat kita lihat suku bunga rata rata tabungan di industri berada pada level 0,67%-0,69% sedangkan BPD pada level 0,97%-0,96%," kata dia.

Baca Juga: Simpanan Nasabah Tajir Menyusut Jelang Pemilu 2024, Ini Pemicunya

BJB sendiri mencatat simpanan tabungan sebesar Rp 30,08 triliun pada Januari 2024, naik 32,37% YoY.

Sementara itu, Wakil Direktur Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan tantangan perbankan tahun ini adalah mahalnya biasa dana atau cost of fund.

Di sisi lain perbankan harus terus memacu pertumbuhan kreditnya. Alhasil perbankan semakin sengit bersaing menjaring dana murah (CASA) dari tabungan dan giro. 

Bank Mandiri sendiri mencatat himpunan simpanan tabungan pada Januari 2024 sebesar Rp 457,33 triliun, naik 9,16% YoY dari Rp 418,93 triliun pada tahun lalu.

Adapun total dana pihak ketiga (DPK) tercatat hanya tumbuh 1,48% YoY pada Januari 2024 menjadi Rp 1.210,95 triliun, naik tipis dari sebelumnya Rp 1.193,24 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Cuan di Tahun Naga Kayu dari Buka Deposito dan Tabungan di J Trust Bank

Lebih lanjut Bank-bank di KBMI 4 dinilai masih memiliki likuiditas yang longgar, beda halnya dengan bank-bank menengah dan bank kecil yang harus lebih ekstra dalam menjaring dana murah.

Bank Mandiri sendiri dalam menjaring dana murah nasabah mengandalkan mobile banking atau super app Livin by Mandiri yang semakin andal dengan berbagai fitur-fiturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×