Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) pada tahun ini akan melanjutkan rencana akuisisi bank. Langkah ini merupakan salah satu jalan menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia.
Sebagai gambaran saja, sebelum krisis 1998, Bank BNI merupakan bank terbesar di Indonesia. Namun setelah beberapa bank BUMN dikonsolidasikan menjadi Bank Mandiri, BNI tersalip.
Achmad Baiquni, Direktur Utama BNI bilang untuk meningkatkan aset bank berencana untuk mengakuisisi bank pada tahun ini.
"Akuisisi bank tidak mudah kami melihat besar aset dan apakah bisnis bisa melengkapi bisnis inti kami," kata Baiquni dalam paparan kinerja, Rabu (17/1).
Sebelum mengakuisisi bank, BNI akan melihat harga dari bank target tersebut, apakah masuk akal tidak. Hal ini karena jika kemahalan investor nanti akan menanyakan terkait akuisisi ini.
Baiquni bilang aset akan menjadi salah satu kriteria penting sebelum melakukan akuisisi. Namun BNI belum merinci apakah bank target akuisisi ini masuk dalam kategori BUKU III atau BUKU II.
Untuk mensukseskan akuisisi ini, BNI telah mengangarkan dana sebesar Rp 3 trilliun. Dana ini tidak hanya untuk akuisisi bank tapi juga untuk suntik anak usaha dan akuisisi perusahaan non bank lain.
Rico Rizal Budidarmo, Direktur Keuangan BNI bilang pada akhir tahun lalu bank sudah menyuntik anak usaha syariah Rp 1 triliun.
"Kami juga berencana membentuk modal ventura dan asuransi kerugian untuk melengkap anak usaha yang ada," kata Rico pada kesempatan yang sama.
Pembentukan asuransi kerugian ini tidak menutup kemungkinan dilakukan dengan cara akuisisi.
Saat ini BNI masih menjadi bank terbesar keempat setelah BRI, Mandiri dan BCA. Sampai akhir 2017 lalu, total aset BNI sebesar Rp 700 triliun atau tumbuh 17,65 year on year.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News