Sumber: KONTAN | Editor: Johana K.
JAKARTA. Keputusan PT Asuransi Kesehatan (Askes) tidak menyelenggarakan bisnis asuransi kesehatan yang bersifat komersial menjadi berkah bagi PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (Inhealth). Maklum, anak usaha Askes yang baru beroperasi pada April 2009 ini berpeluang besar menampung limpahan nasabah dari sang induk.
Askes tidak lagi memasarkan produk kesehatan komersial mulai awal Januari 2010. "Mereka memutuskan itu karena bersiap menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)," kata Rosa Ch Ginting, Direktur Utama Inhealth, Kamis (4/2). Pasar yang ditinggalkan Askes ini yang sekarang diincar Inhealth
Setelah membaca peluang itu, manajemen Inhealth mematok target pendapatan premi tahun ini sebesar Rp 1 triliun. Nilai tersebut lima kali lipat lebih tinggi dari perolehan premi sepanjang 2009 yang hanya Rp 200 miliar.
Rosa optimistis target itu tercapai. Ia yakin setelah melihat pendapatan premi selama Januari lalu yang mencapai Rp 50 miliar per bulan. Sekadar membandingkan, sepanjang 2009 perolehan premi rata-rata hanya Rp 22 miliar perbulan.
"Kalau polis yang sudah ditangan sekarang ini bertahan, maka sampai akhir tahun sudah bisa mencapai Rp 600 miliar. Itu artinya, kami tinggal mencari Rp 400 miliar lagi demi mencapai target Rp 1 triliun," jelas Rosa.
Untuk mencapai target tersebut, tahun ini Inhealth akan semakin gencar mencari nasabah-nasabah baru dari sektor korporasi. "Sejauh ini kami sudah melakukan proses dan penjajakan dengan beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang siap menjadi nasabah kami," ujar Rosa.
Calon nasabah BUMN Inhealth yang baru, antara lain PT Perkebunan Nasional, Pelindo, dan anak usaha Garuda. Saat ini sedikitnya sudah ada 20 perusahaan BUMN yang menjadi nasabah asuransi kesehatan Inhealth. Sementara total nasabah korporasi Inhealth mencapai 1.350-an nasabah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News