kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   21.000   1,01%
  • USD/IDR 16.495   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.748   48,90   0,64%
  • KOMPAS100 1.084   7,66   0,71%
  • LQ45 795   12,72   1,63%
  • ISSI 264   -0,60   -0,23%
  • IDX30 412   5,94   1,46%
  • IDXHIDIV20 479   6,52   1,38%
  • IDX80 120   1,51   1,27%
  • IDXV30 131   2,38   1,84%
  • IDXQ30 133   1,53   1,16%

Ini 10 Perusahaan Asuransi Jiwa dengan Aset Terbesar per Juni 2025


Kamis, 11 September 2025 / 18:39 WIB
Ini 10 Perusahaan Asuransi Jiwa dengan Aset Terbesar per Juni 2025
ILUSTRASI. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia menjadi perusahaan asuransi jiwa dengan aset terbesar di Indonesia per Juni 2025, nilainya capai Rp 62,73 triliun


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan daftar 10 asuransi jiwa dengan aset terbesar per Juni 2025, perusahaan berbentuk joint venture atau usaha patungan antara perusahaan lokal dan asing masih mendominasi industri asuransi. 

Menilik berdasarkan laporan keuangan masing-masing perusahaan (unaudited) per Juni 2025, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia menduduki posisi pertama untuk perusahaan asuransi jiwa dengan aset terbesar. Asal tahu saja, aset Asuransi Jiwa Manulife capai Rp 62,73 triliun per Juni 2025.

Asal tahu saja, mayoritas saham Asuransi Jiwa Manulife Indonesia dimiliki Manulife Financial (Singapore) Pte.Ltd yang capai 95%.

Di posisi kedua ada PT Indolife Pensiontama dengan nilai aset mencapai Rp 61,33 triliun per Juni 2025. Mayoritas kepemilikan perusahaan, yakni PT Lintas Sejahtera Langgeng 49,73% dan PT Cakra Intan Sakti sebesar 49,73%.

Baca Juga: Premi Asuransi Jiwa Kredit Masih Tertekan, Begini Strategi Ciputra Life

Selanjutnya, ada PT Prudential Life Assurance dengan aset per Juni 2025 mencapai Rp 57,48 triliun. Adapun perusahaan itu mayoritas dimiliki Prudential Corporation Holdings Limited sebesar 94,62%.

Posisi keempat ditempati PT Axa Mandiri Financial Services dengan aset per Juni 2025 sebesar Rp 42,17 triliun. Nilainya meningkat 4,72% secara Year on Year (YoY). Mayoritas dimiliki PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 51%, National Mutual International Pty. Ltd sebesar 49%.

Direktur Keuangan AXA Mandiri Aayush Poddar mengatakan, salah satu penyebab peningkatan aset tersebut, yakni adanya peningkatan aset investasi melalui pengelolaan aset investasi yang hati-hati. 

"Kami mengalokasikan investasi ke instrumen yang memberikan imbal hasil yang optimal dengan memperhatikan faktor risiko," katanya kepada Kontan, Kamis (11/9/2025).

Di sisi lain, PT AIA Financial menempati posisi kelima dengan nilai aset per Juni 2025 mencapai Rp 40,91 triliun. Adapun mayoritas dimiliki AIA International Limited 94,99%.

Baca Juga: Premi Asuransi Jiwa Kredit Prudential Stabil, Kontribusinya 10% dari Bancassurance

Selanjutnya, PT Asuransi Allianz Life Indonesia menempati posisi keenam dengan nilai aset per Juni 2025 sebesar Rp 35,93 triliun. Mayoritas dimiliki Allianz of Asia Pacific & Africa GmbH 99,76%.

Posisi ketujuh ditempati PT Asuransi Jiwa IFG dengan aset per Juni 2025 sebesar Rp 33,90 triliun. Mayoritas dimiliki PT Bahana Pembina Usaha Indonesia (Persero) 99,99%.

Di posisi kedelapan diisi PT BNI Life Insurance dengan aset per Juni 2025 sebesar Rp 26,88 triliun. Adapun mayoritas dimiliki PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 60% dan Sumitomo Life Insurance Company 39,99%.

Sementara itu, PT Asuransi BRI Life menduduki posisi kesembilan dengan nilai aset sebesar 26,87 triliun. Mayoritas dimiliki PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebesar 51,00% dan FWD Manajemen Holdings 43,96%.

Posisi 10 ada PT Asuransi Jiwa Sequis Life denga nilai aset per Juni 2025 sebesar Rp 21,34 triliun. Adapun mayoritas dimiliki PT Sequis sebesar 68,34%.

Terkait perusahaan patungan mendominasi, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyampaikan penyebabnya tak terlepas dari dukungan yang kuat dari induk perusahaan.

Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu mengatakan perusahaan asuransi jiwa asing atau joint venture umumnya didukung oleh induk usaha dengan kapitalisasi besar dan jaringan global yang luas. 

"Dukungan itu membuat mereka relatif lebih kuat dari sisi permodalan, akses teknologi, dan pengalaman internasional," katanya kepada Kontan, Rabu (10/9/2025).

Baca Juga: Aturan OJK dan Perlambatan Kredit Dinilai Tekan Asuransi Jiwa Kredit

Selain itu, Togar berpendapat jalur distribusi mereka banyak terintegrasi dengan sektor perbankan melalui bancassurance, sehingga pertumbuhan bisnis bisa lebih cepat dan luas. Implementasi teknologi digital juga cenderung lebih cepat karena dukungan global, sehingga kualitas layanan dan proses bisnis ke nasabah berkembang lebih cepat.

Lebih lanjut, Togar tak memungkiri bahwa perusahaan joint venture juga lebih siap dalam menerapkan berbagai regulasi baru yang ditetapkan regulator, seperti implementasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 117 dan ekuitas minimal. Sebab, regulasi baru membutuhkan dukungan modal, sistem, dan sumber daya manusia yang kuat. 

"Dalam hal itu, perusahaan joint venture mendapat keuntungan karena perusahaan induk global mereka sudah berpengalaman lebih dahulu dalam implementasi standar internasional, seperti PSAK 117 atau IFRS 17," tuturnya.

Namun, Togar menilai hal itu tak serta-merta akan membuat perusahaan asuransi jiwa milik lokal tak bisa mendominasi dari sisi aset. Dia mengatakan perusahaan lokal masih memiliki peluang untuk mengembangkan aset mereka, karena mereka justru memiliki kekuatan pada produk tradisional.

Adapun produk tradisional masih menjadi tulang punggung industri asuransi jiwa, dengan kontribusi sekitar 63% dari total premi industri per Juni 2025 yang sebesar Rp 87,6 triliun. 

Baca Juga: Asuransi Jiwa Kredit Masih Jadi Penopang Kinerja Ciputra Life pada Semester I-2025

"Artinya, peluang pertumbuhan tetap terbuka lebar baik bagi joint venture maupun perusahaan lokal, hanya dengan pendekatan yang berbeda," ungkapnya.

Ke depannya, Togar memperkirakan kondisi pasar asuransi akan lebih berimbang antara perusahaan joint venture dan lokal. Dia menyebut perusahaan joint venture menjadi pemain kuat karena dukungan modal dan jaringan global. Di sisi lain, perusahaan lokal juga makin berpotensi memperkuat posisinya, terutama melalui penetrasi produk tradisional yang terbukti lebih diminati masyarakat. 

Sebagai informasi, data AAJI mencatat aset industri asuransi jiwa pada semester I-2025 sebesar Rp 630,53 triliun atau tumbuh sebesar 2,2% secara YoY. 

Selanjutnya: Suntik Dana Rp 200 Triliun ke Himbara, Menkeu Purbaya: Kalau Kurang Bakal Ditambah!

Menarik Dibaca: Hujan Lebat Turun di Sini, Simak Peringatan Dini Cuaca Besok (12/9) di Jabodetabek

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×