kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.439.000   10.000   0,70%
  • USD/IDR 15.405   30,00   0,19%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Ini Alasan Bank Jago Belum Berencana Bagi Dividen


Jumat, 30 Agustus 2024 / 08:30 WIB
Ini Alasan Bank Jago Belum Berencana Bagi Dividen
ILUSTRASI. Nasabah melintas di dekat logo Bank Jago di jakarta, Selasa (18/1). Tidak ingin bagi-bagi deviden, Bank Jago memilih fokus memupuk modal.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bagi pemegang saham PT Bank Jago Tbk perlu bersabar jika mengincar dividen dari bank tersebut. Sebab, Bank Jago masih ingin memupuk modal dari laba yang didapat.

Seperti diketahui, Bank Jago mampu mencetak laba bersih senilai Rp 50 miliar atau tumbuh 23% secara tahunan (yoy). Sementara, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) yang dimiliki mencapai 50%.

“Kami tidak ada rencana bagi dividen karena memang tujuan kami saat ini adalah laba yang kami pakai untuk memupuk permodalan,” ujar Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung, Kamis (29/8).

Baca Juga: Total Nasabah 12 Juta, Hanya 4 Juta Nasabah Yang Aktif Transaksi di Bank Jago

Memang, ia menyadari bahwa kinerja kredit yang disalurkan oleh Bank Jago hingga enam bulan pertama tahun ini tergolong tinggi. Bahkan, pertumbuhannya di atas rata-rata industri.

Per Juni 2024, penyaluran kredit Bank Jago tumbuh 40% yoy menjadi Rp 15,7 triliun. Sementara, industri perbankan mencatat pada periode yang sama hanya tumbuh di kisaran 12%.

Ia menegaskan bahwa pertumbuhan tersebut masih akan berlanjut, mengingat size kredit yang dimiliki Bank Jago tergolong kecil. Oleh karenanya, untuk mengimbangi kredit tersebut, Bank Jago perlu modal yang kuat.

Lebih lanjut, Arief bilang pertumbuhan kredit Bank Jago yang tinggi di atas industri ini setidaknya akan tetap terjadi sekitar tiga sampai lima tahun ke depan.

“Pertumbuhan dari modal itu kami perlukan juga  supaya sejalan dengan pertumbuhan bisnis yang ingin kami lakukan,” tandas Arief.

Baca Juga: Bank Jago dan Bibit Luncurkan RDN Syariah Berbasis Digital Pertama di Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×