kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Ini alasan Dapen Pertamina jajal ke private equity


Minggu, 05 April 2015 / 18:16 WIB
Ini alasan Dapen Pertamina jajal ke private equity
ILUSTRASI. Inilah Link Baca Boruto: Two Blue Vortex Chapter 3 Bahasa Indonesia yang Resmi


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Langkah Dana Pensiun Pertamina untuk menjajal bisnis private equity sudah memperhitungkan potensi bisnis yang besar. Pasalnya aliran dana dari Timur Tengah bisa makin deras mengalir ke Indonesia.

Di kawasan Asira Tenggara, Presiden Direktur Dapen Pertamina Helmi Kamal Lubis mengatakan dana dari Timur Tengah kebanyakan masih mengucur ke Singapura dan Malaysia. "Dengan adanya kerja sama dengan IDB (Islamic Development Bank) lambat laun dana tersebut bisa beralih ke Indonesia," kata dia.

Apalagi pemerintah juga sedang giat menggenjot pembangunan terutama pada bidang infrastruktur di dalam negeri. Otomatis kebutuhan dana akan semakin besar sehingga membuka peluang bagi investor dari Timur Tengah untuk lebih mudah masuk ke Indonesia.

Tak lupa negeri ini sendiri merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Maka strategi bisnis dari pemilik dana di kawasan tersebut dinilai tak akan kesulitan untuk diaplikasikan di Indonesia.

Bahkan ia optimis tak butuh waktu lama bagi perusahaan private equity bentukan mereka untuk memiliki dana kelolaan yang terbilang besar. "Dalam satu tahun pertama kelolaan kita diprediksi akan sampai US$ 5 miliar," ujar Helmi.

Dana kelolaan sebesar itu, menurut dia bakal didapat setelah perusahaan baru ini mengantongi modal sebesar US$ 500 juta dengan cara menggandeng beberapa investor lagi. Sementara di tahap awal, Dapen Pertama dan IDB akan menanamkan total modal dasar sebesar US$ 200 juta.

Secara umum potensi bisnis private equity di dalam negeri juga didukung oleh masih banyaknya perusahaan dengan modal menengah. Perusahan private equity pun bisa menanamkan modal di perusahaan-perusahaan seperti itu dengan memperhatikan potensi bisnis di tiap-tiap sektor yang mereka garap.

Di sisi lain, menurutnya bisnis private equity di dalam negeri kebanyakan masih digarap oleh perusahaan-perusahaan asing. Makanya keuntungan yang diperoleh dari bisnis ini sebagian besar juga terbang ke luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×