Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Edy Can
YOGYAKARTA. Perbankan syariah di Indonesia memiliki prospek cerah untuk tumbuh pesat. Selain didukung oleh mayoritas penduduk muslim, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga terbilang kuat di tengah ketidakpastian ekonomi global. Asal tahu saja, pada kuartal 3 2012, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,2%. Pertumbuhan ini diramal akan terus stabil hingga akhir tahun.
Bagaimana gambaran bisnis perbankan syariah saat ini? Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, Indonesia saat ini memiliki 11 bank syariah, 24 unit usaha syariah, dan 156 bank perkreditan rakyat syariah.
"Total aset sudah mencapai Rp 173 triliun atau US$ 19,2 miliar per September 2012. Artinya, tingkat rata-rata pertumbuhannya mencapai 36% per tahun," jelas Edy Setiadi, Executive Director Department of Islamic Banking BI.
Dia menambahkan, total pembiayaan (financing) perbankan syariah Indonesia mencapai Rp 133,7 triliun atau US$ 14,8 miliar dengan tingkat pertumbuhan 40% per tahun. Data BI juga menunjukkan, per September 2012, jaringan kantor bank syariah sudah mencapai 2.536 kantor atau tumbuh 24% setiap tahunnya yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pertumbuhan juga terlihat pada aset perbankan syariah sebesar 36% per tahun. "Yang membanggakan, pertumbuhan ini lebih tinggi dari pertumbuhan perbankan syariah global seiring tingginya permintaan layanan perbankan syariah dari nasabah dalam 2-3 tahun terakhir," paparnya.
Edy juga menguraikan, perbankan syariah cukup tahan banting terhadap guncangan krisis. Terbukti dari nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) di level 15% per September 2012. Pada periode yang sama, Financing to Deposit Ratio (FDR) tetap tumbuh dan pertumbuhannya mencapai 102,1%. Sementara, tingkat Non Performing Loan (NPL) semakin menurun.
Selain itu, "Saat ini, pertumbuhan aset perbankan syariah sejalan dengan proyeksi BI. Pertumbuhan aset hingga akhir tahun ini tergantung pada kondisi makroekonomi dan global," paparnya.
Dalam skenario moderat, Edy memprediksi, aset perbankan syariah akan tumbuh mencapai Rp 187,2 triliun. Sedangkan dalam skenario optimistis, pertumbuhan aset bisa mencapai Rp 206 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News