Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Pegadaian, dan Permodalan Nasional Madani (PNM) sudah melakukan beberapa inisiatif pendahuluan untuk integrasi Holding Ultra Mikro (UMi) meskipun tahapan integrasi sudah ditetapkan Kementerian BUMN dalam tiga tahun.
Tahapan di tahun pertama, fokus yang akan dilakukan adalah memperkuat fondasi. Itu akan dilakukan dengan memebentuk tim integration management office (IMO), memulai proses co-location, mengembangkan platform digital untuk penjualan dan akuisisi, memperkenalkan rangkaian produk komprehensif ketiga entitas, dan meluncurkan program CASA untuk mendapatkan tabungan baru.
Tahun kedua, fokus memperkuat core bisnis. Itu dilakukan dengan memperkuat portofolio produk BRI, Pegadaian dan PNM yang berfokus pad acore bisnis masing-masing entitas, memperkenalkan program pemberdayaan, dan ketiga mengembangkan data analitik.
Baca Juga: Kementerian BUMN membeberkan kendala pembentukan holding ultra mikro
Tahun ketiga, memperbesar bisnis dan menjaga keberlangsungan usaha dengan meluncurkan program pemberdayaan secara komprehensif dan memperkuat kapabilitas data analitik BRI.
"Walaupun integrasi sudah ada tahapannya, namun kita sudah mulai curi start dengan dengan membuat integrasi kantor management dan inisiatif pendahuluan lain," kata Kartiko Wirjoatmodjo Wakil Menteri BUMN II dalam paparan di DPR, Rabu (22/9).
Sementara Sunarso Direkur Utama BRI menjelaskan, ada tiga inisiatif yang sudah dilakukan saat ini. Pertama, telah dibentuk sentra layanan ultra mikro yang dinamakan SenyuM. Ini merupakan outlet yang dipakai tiga entitas dimana disana ada mantri BRI yang bertugas, ada Account Officer (AO) PNM dan penafsir dari Pegadaian.
Hingga saat ini, telah dilakukan co-location outlet SenyuM di 58 unit kerja BRI. Inisiatif co-location ini dilakukan dengan memanfaatkan jaringan kerja BRI untuk digunakan oleh Pegadaian dan PNM.