Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. BNI Syariah tetap optimistis mengejar target bisnis walaupun Bank Indonesia akan memberlakukan pembatasan rasio kredit alias Finance to Value (FTV) bagi bank syariah mulai April mendatang.
Executive Vice President BNI Syariah Kukuh Rahardjo memaparkan, perusahaannya yakin, target dari kredit pembiayaan rumah (KPR) perseroan bisa tumbuh. "BNI Syariah optimistis (KPR) tumbuh 20%-30 %," kata Kukuh di Jakarta, Senin (14/1).
Menurut Kukuh, KPR yang dipilih masyarakat di BNI Syariah umumnya ada pada harga Rp 250 juta sampai Rp 300 juta. "Dan kebanyakan rumah pertama," jelas Kukuh.
Kukuh yakin, kebijakan Finance to Value yang mempengaruhi besaran Down Payment (DP) KPR diyakini tak berpengaruh pada target perusahaan. "Karena masyarakat ingin membeli rumah pertama dengan membayar dana besar," ucapnya.
Kukuh mengatakan, berdasarkan data Perumnas, terdapat backlog sekitar 500.000 unit rumah. "Ini menunjukkan real demand cukup tinggi," katanya.
Ia menyebut, KPR adalah produk jawara dari BNI Syariah. Di tahun 2012, BNI Syariah berhasil memperoleh pertumbuhan KPR hingga 53,8 %, dari Rp 2,1 triliun di 2011 menjadi Rp 3,3 triliun di 2012.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News