kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ini jurus perbankan menurunkan kredit macet


Selasa, 19 Maret 2013 / 10:50 WIB
Ini jurus perbankan menurunkan kredit macet
ILUSTRASI. Bagi kamu yang ingin membeli tiket kereta api, syarat pembelian tiket adalah mewajibkan pemakaian NIK yang ada di KTP. ANTARA FOTO/Siswowidodo


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Beberapa bank mencatat peningkatan rasio kredit macet tahun lalu. Misalnya saja, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). Pada tahun 2012, non performing loan (NPL) bank tercatat naik 3,12% dari sebelumnya 2,23%.

Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, kenaikan rasio kredit macet disebabkan oleh Kredit Perumahan Rakyat (KPR) bersubsidi atau Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan kredit komersial non perumahan.

Adapun tahun ini, bank yang fokus pada kredit perumahan ini berencana menurunkan NPL. "Akan menjadi 2% hingga 2,5%," ucap Maryono. Untuk mencapai target NPL itu, Maryono mengatakan pihaknya memiliki beberapa strategi.

Pertama, BTN akan melakukan penagihan terhadap nasabah yang terlambat membayar. Kedua, bila ada nasabah yang tidak bisa membayar, pihaknya akan melakukan lelang agunan yang bermasalah.

Dua hal ini dinilai Maryono akan tepat dilakukan, karena saat ini harga tanah dan properti sedang tinggi. Terakhir, bila nasabah tidak menjamin kredit dengan agunan, BTN akan mengumumkannya di media massa.

Selanjutnya adalah, PT Bank Jawa Barat dan Banten Tbk. (BBJR). Bank pembangunan daerah terbesar di Indonesia ini juga mencatat peningkatan rasio kredit macet dari 1,2% menjadi 2,1%.

Dari kenaikan NPL, kredit komersial mencatat pertumbuhan tertinggi. Yakni dari rasio 4,8% menjadi 7,3%. Direktur Utama BJB Bien Subiantoro mengatakan, naiknya NPL di kredit komersial karena adanya beberapa penyelewengan, kegagalan, dan penyalahgunaan kredit sebesar Rp 258,8 miliar.

Untuk menurunkan NPL di bawah 2% tahun ini, Bien akan berhati-hati menyalurkan kredit komersial. Nantinya, kredit komersial akan lebih banyak disalurkan pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), multifinance, dan sindikasi. "Jangan ke perusahaan abal-abal," ujar Bien.

Selain itu, BJB juga membuat manajemen risiko komersial untuk menangani kredit komersial di BJB. Ini supaya pembiayaan yang disalurkan lebih prudensial. Selain kredit komersial, NPL pada kredit mikro BJB juga tumbuh 2,6% ke posisi 4,1%. Disebut Bien bahwa ini kebanyakan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Sekadar informasi, BTN dnn BJB masing-masing menargetkan kreditnya tumbuh 26-31% dan 25-28%. Pembiayaan yang dikucurkan BTN tahun lalu yaitu Rp 81,4 triliun. Kemudian, BJB yakni Rp 34,7 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×