kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Mayoritas kredit mengalir ke 3 sektor


Kamis, 14 Maret 2013 / 08:39 WIB
Mayoritas kredit mengalir ke 3 sektor
ILUSTRASI. Ada banyak cara mencegah Virus Corona yang bisa Anda lakukan. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.


Reporter: Nina Dwiantika |

JAKARTA. Perbankan Indonesia masih menjadikan sektor perdagangan, industri pengolahan dan pemilikan peralatan rumah sebagai fokus penyaluran kredit. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) per Januari 2013, total penyaluran kredit perbankan mencapai Rp 2.700,6 triliun atau tumbuh 22%. Dan sebagian besar kredit mengalir ke tiga sektor tersebut.

Pada awal 2013, kredit yang mengucur ke perdagangan mencapai Rp 486,27 triliun atau tumbuh 42% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 340,25 triliun. Porsi sektor perdagangan ini sebesar 17% terhadap total kredit perbankan. Meskipun nilai kredit naik, rasio kredit macet atau non-performing loan (NPL) turun 11% menjadi Rp 13,64 triliun dibandingkan Rp 15,39 triliun.

Sektor terbesar lain mengalir ke industri pengolahan sebesar Rp 443,07 triliun atau tumbuh 40%. Komposisi sektor pengolahan mencapai 16% dari total kredit. Seperti sektor perdagangan, nilai NPL industri pengolahan turun 14% menjadi Rp 10,61 triliun dari Rp 12,88 triliun.

Perbankan juga menggelontorkan kredit yang besar ke kredit konsumsi seperti kredit peralatan rumah tangga dan multiguna. Porsinya 10% atau Rp 279,10 triliun terhadap total kredit. Kredit pemilikan rumah tinggal mencapai 7,8% atau senilai Rp 213,13 triliun.

Besarnya pertumbuhan penyaluran kredit kedua sektor konsumsi ini merangsang kenaikan rasio NPL. Misalnya, NPL kredit peralatan rumah tangga dan multiguna naik 60% menjadi Rp 2,85 triliun dan NPL kredit rumah tinggal naik 26% mencapai Rp 5,38 triliun.

Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), Jahja Setiadmadja, mengatakan, awal tahun 2013 BCA fokus membiayai sektor telekomunikasi, perdagangan, consumer goods dan keuangan. Alasannya, sektor ini masih cukup potensial.  Sedangkan, permintaan kredit konsumer tidak terlalu tinggi. "Permintaan kredit perdagangan misalnya, semakin tinggi meskipun bunga kredit mahal," katanya, Rabu (13/3)

Direktur Utama Bank Jawa Barat  dan Banten (BJB), Bien Subiantoro, menuturkan sektor perdagangan akan paling besar menerima kredit. Pasalnya di Indonesia pengusaha-pengusana mikro, kecil dan menengah (UMKM) mayoritas bergerak pada sektor perdagangan. "Perdagangan masih akan besar permintaannya," kata Bien.

Kedua bank tersebut sama-sama menargetkan pertumbuhan kredit antara 20% sampai 22%. BCA akan fokus pada kredit konsumer dan kredit korporasi. Sementara BJB juga mengincar kredit konsumer, sembari meningkatkan penyaluran kredit sektor UMKM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×