kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Mayoritas kredit mengalir ke 3 sektor


Kamis, 14 Maret 2013 / 08:39 WIB
Mayoritas kredit mengalir ke 3 sektor
ILUSTRASI. Ada banyak cara mencegah Virus Corona yang bisa Anda lakukan. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.


Reporter: Nina Dwiantika |

JAKARTA. Perbankan Indonesia masih menjadikan sektor perdagangan, industri pengolahan dan pemilikan peralatan rumah sebagai fokus penyaluran kredit. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) per Januari 2013, total penyaluran kredit perbankan mencapai Rp 2.700,6 triliun atau tumbuh 22%. Dan sebagian besar kredit mengalir ke tiga sektor tersebut.

Pada awal 2013, kredit yang mengucur ke perdagangan mencapai Rp 486,27 triliun atau tumbuh 42% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 340,25 triliun. Porsi sektor perdagangan ini sebesar 17% terhadap total kredit perbankan. Meskipun nilai kredit naik, rasio kredit macet atau non-performing loan (NPL) turun 11% menjadi Rp 13,64 triliun dibandingkan Rp 15,39 triliun.

Sektor terbesar lain mengalir ke industri pengolahan sebesar Rp 443,07 triliun atau tumbuh 40%. Komposisi sektor pengolahan mencapai 16% dari total kredit. Seperti sektor perdagangan, nilai NPL industri pengolahan turun 14% menjadi Rp 10,61 triliun dari Rp 12,88 triliun.

Perbankan juga menggelontorkan kredit yang besar ke kredit konsumsi seperti kredit peralatan rumah tangga dan multiguna. Porsinya 10% atau Rp 279,10 triliun terhadap total kredit. Kredit pemilikan rumah tinggal mencapai 7,8% atau senilai Rp 213,13 triliun.

Besarnya pertumbuhan penyaluran kredit kedua sektor konsumsi ini merangsang kenaikan rasio NPL. Misalnya, NPL kredit peralatan rumah tangga dan multiguna naik 60% menjadi Rp 2,85 triliun dan NPL kredit rumah tinggal naik 26% mencapai Rp 5,38 triliun.

Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), Jahja Setiadmadja, mengatakan, awal tahun 2013 BCA fokus membiayai sektor telekomunikasi, perdagangan, consumer goods dan keuangan. Alasannya, sektor ini masih cukup potensial.  Sedangkan, permintaan kredit konsumer tidak terlalu tinggi. "Permintaan kredit perdagangan misalnya, semakin tinggi meskipun bunga kredit mahal," katanya, Rabu (13/3)

Direktur Utama Bank Jawa Barat  dan Banten (BJB), Bien Subiantoro, menuturkan sektor perdagangan akan paling besar menerima kredit. Pasalnya di Indonesia pengusaha-pengusana mikro, kecil dan menengah (UMKM) mayoritas bergerak pada sektor perdagangan. "Perdagangan masih akan besar permintaannya," kata Bien.

Kedua bank tersebut sama-sama menargetkan pertumbuhan kredit antara 20% sampai 22%. BCA akan fokus pada kredit konsumer dan kredit korporasi. Sementara BJB juga mengincar kredit konsumer, sembari meningkatkan penyaluran kredit sektor UMKM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×