kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini kata Apindo dan Kadin soal holding ultra mikro


Kamis, 12 Agustus 2021 / 13:49 WIB
Ini kata Apindo dan Kadin soal holding ultra mikro
ILUSTRASI. Antrean nasabah di kantor cabang BRI, Tangerang Selatan, Jumat (23/10/2020). KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Amanda Christabel | Editor: Tendi Mahadi

“Pembentukan ekosistem (melalui holding) untuk akselerasi financial inclusion dan menjangkau yang belum terlayani pinjaman. Saat ini, banyak pelaku usaha di segmen mikro dan ultra mikro yang belum tersentuh layanan jasa keuangan formal. Misalnya, untuk keperluan pinjaman modal guna memperluas dan memperkuat usaha,” kata Arsjad.

Senada, pengamat BUMN dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Toto Pranoto mengatakan holding UMi diharapkan mempercepat laju inklusi keuangan dan pembiayaan berkelanjutan. Sinergi ekosistem ultra mikro melalui holding pun tak terlepas dari program pemerintah untuk mendukung visi dalam pemberdayaan segmen usaha tersebut.

Toto pun mengingatkan tujuan holding ini adalah supaya tercipta value creation yang lebih besar dalam pemberdayaan usaha UMi, mikro dan kecil. Sebabnya, value creation dalam hal ini berarti nilai holding jauh lebih besar dibandingkan dengan masing-masing BUMN saat berdiri sendiri.

Dengan holding dapat mempercepat harapan pemerintah dalam menyasar sekitar 57 juta nasabah ultra mikro, di mana 30 juta di antaranya belum terakses ke sumber pendanaan lembaga keuangan formal. Ekosistem ini akan memberikan layanan produk yang lebih lengkap dan potensi pendanaan yang lebih murah untuk sekitar 29 juta usaha ultra mikro pada 2024.

“Targetnya bisa akses pembiayaan lebih luas ke segmen mikro, sehingga coverage pembiayaan sektor ini ditargetkan sampai dengan 29 juta usaha mikro pada 2024. Diharapkan pula dalam proses pembinaan dan peningkatan kapabilitas bisnis ini bisa di-support holding ultra mikro ini,” imbuhnya.

Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) inklusi keuangan di Indonesia baru mencapai 76,6% pada akhir 2019 sebagai hasil survei tiga tahun sekali. Persentase itu meningkat dari 2016 yang hanya 67,8%. Adapun arahan Presiden Joko Widodo, target tingkat inklusi keuangan sebesar 90% pada 2024.

Selanjutnya: Gandeng Huawei hingga Tencent Cloud, Bank Neo (BBYB) tingkatkan keamanan dari peretas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×