Reporter: Ferry Saputra | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga menjadi 6%. Sejumlah perusahaan pembiayaan atau multifinance pun turut angkat bicara terkait dengan dampak penurunan suku bunga tersebut.
PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) misalnya, berharap adanya penurunan suku bunga bisa berdampak positif bagi perusahaan.
"Dengan adanya penurunan suku bunga tersebut, diharapkan akan berdampak pada penurunan cost of fund perusahaan," ucap Direktur Keuangan WOM Finance Cincin Lisa kepada Kontan.co.id, Kamis (26/9).
Baca Juga: Bank Danamon Catat Pembiayaan KPM Prima Capai Hampir Rp 1 Triliun Per Agustus 2024
Lebih lanjut, Cincin menyebut hingga saat ini, WOM Finance masih melakukan kajian lebih mendalam terkait dengan dampak penurunan suku bunga tersebut terhadap kegiatan bisnis perusahaan.
Untuk ke depannya, Cincin berharap dengan adanya penurunan suku bunga tersebut, dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia, khususnya terhadap pertumbuhan bisnis WOM Finance.
Adapun WOM Finance membukukan penyaluran pembiayaan baru hingga Agustus 2024 senilai lebih dari Rp 3,6 triliun.
Selain WOM Finance, perusahaan multifinance Mandiri Utama Finance (MUF) menilai penurunan suku bunga akan berdampak positif terhadap perusahaan.
Baca Juga: Surat Utang Multifinance Bakal Semarak
Direktur Utama MUF Stanley Setia Atmadja berpendapat penurunan suku bunga sebagai angin segar bagi industri pembiayaan, yang mana pada sebelumnya suku bunga terus mengalami kenaikan.
Dia menyampaikan penurunan suku bunga BI dapat memperbesar ruang untuk profitabilitas perusahaan melalui biaya pendanaan yang lebih rendah.
"Namun, transmisi penurunan suku bunga acuan kepada penurunan suku bunga perbankan biasanya membutuhkan waktu, sehingga tidak langsung berdampak pada bunga kredit modal kerja," ucapnya kepada Kontan.co.id.
Menurut Stanley, perubahan suku bunga dari perbankan bukan satu-satunya faktor dalam menentukan perubahan bunga MUF untuk konsumen. Sebab, perusahaan juga memperhatikan persaingan industri dan tren daya beli masyarakat.
Baca Juga: Sejumlah Perusahaan Multifinance Ambil Langkah Usai BI Pangkas Suku Bunga Acuan
"Oleh karena itu, hingga saat ini, kami belum berencana untuk melakukan perubahan harga untuk konsumen," katanya.
Ke depannya, Stanley bilang MUF akan fokus untuk meningkatkan kualitas pelayanan konsumen, memperkuat sumber daya manusia, dan mempertajam supervisi, serta pola kerja manajemen risiko agar menjaga momentum pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan.
Hingga Agustus 2024, Stanley menyebut MUF telah mencatatkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 14,3 triliun. Nilai itu tumbuh 7,8%, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dia menerangkan pembiayaan untuk segmen mobil baru masih menyumbang pertumbuhan tertinggi, diikuti oleh segmen mobil bekas.
Sebaliknya, PT Mandala Multifinance (MFIN) atau Mandala Finance menyampaikan penurunan bunga BI tersebut belum berdampak signifikan terhadap perusahaan.
Baca Juga: BRI Finance akan Mengoptimalisasi Kerja Sama dengan Perbankan Usai Penurunan BI Rate
"Dengan demikian, sampai saat ini, tidak ada perubahan pada suku bunga pinjaman kepada konsumen kami," ucap Managing Director Mandala Finance Christel Lasmana kepada Kontan, Kamis (26/9).
Lebih lanjut, Christel menyebut selama beberapa bulan ke depan, pihaknya akan secara aktif memonitor efek penurunan bunga. Selain itu, terus memantau kondisi pasar dengan cermat untuk melakukan strategi pendanaan yang paling optimal sesuai kebutuhan perusahaan.
"Hal itu dilakukan demi memperkuat strategi bisnis kami," ungkapnya.
Christel mengatakan Mandala Finance berharap penurunan suku bunga tersebut juga dapat meningkatkan penyaluran pembiayaan akibat angka cost of fund yang menurun.
Baca Juga: CIMB Niaga Auto Finance Yakin Penurunan BI Rate Bisa Naikkan Daya Beli Konsumen
Sementara itu, Christel menyampaikan sampai Agustus 2024, penyaluran pembiayaan Mandala Finance telah mencapai Rp 4,7 triliun. Nilai itu tumbuh sebesar 19%, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Dengan pencapaian tersebut, Christel menyebut Mandala Finance optimistis dengan proyeksi pertumbuhan dua digit dalam penyaluran pembiayaan kepada masyarakat pada tahun ini.
Hal itu juga sejalan dengan outlook positif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait pertumbuhan industri pembiayaan yang diprediksi mencapai 10%-12% pada tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News